Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (19/1/2014) pagi tadi di ruang Seruni RSUD Makkasau. Kepada Kompas.com, Jasmir, keluarga korban mengatakan, sebelum kejadian, perawat meminta korban untuk naik ke timbangan untuk mengetahui berat badan korban.
"Saat berusaha naik ke timbangan, korban terpeleset jatuh hingga mengalami patah tulang," katanya.
Sementara itu, Suryani, anak korban mengatakan, pasca-kejadian, pihak rumah sakit terkesan ogah-ogahan memberi pelayanan. "Ada jeda beberapa jam setelah paha ibu kami patah, baru diberi tindakan medis. Terkesan perawat ogah bertanggung jawab. Padahal ibu kami jatuh karena kelalaian perawat dan kerusakan timbangan rumah sakit," katanya dengan nada kesal.
Bagian Humas RSUD Andi Makkasau, Ramli mengatakan, pihaknya akan bertanggung jawab atas kejadian tersebut. "Jelasnya, sebelum meminta pasien menimbang badannya, pihak kami sudah menerapkan penanganan sesuai dengan prosudural yang berlaku," katanya.
Petugas, kata Ramli, juga telah menanyakan pasien apakah mampu naik ke timbangan dengan posisi berdiri atau tidak. "Pasien mengiyakan, sehingga dibiarkan naik sendiri," katanya.
Terkait lambannya penanganan pasien pasca-insiden tersebut, kata Ramli, tidak serta merta dilakukan, karena pasien memiliki riwayat penyakit kanker payudara, maka yang terlebih dahulu ditangani adalah penyakit kanker payudaranya.
"Ditangani sesuai riwayat sakitnya. Kita tangani dulu penyakit awalnya, yakni kanker payudara. Setelah itu baru sakit patah pada pahanya," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.