Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Terorisme di Tasik Berasal dari Luar Daerah

Kompas.com - 17/01/2014, 20:04 WIB
Kontributor Ciamis, Irwan Nugraha

Penulis

TASIKMALAYA, KOMPAS.com — Ii Abdul Basit, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tasikmalaya, mengatakan, beberapa teroris yang muncul di wilayahnya berasal dari luar daerah. Mereka mencakup teroris yang telah ditangkap, ditembak mati, hingga penyebar ajaran teroris yang berkembang selama ini.

"Kami mengecam keberadaan teroris di Tasikmalaya. Mereka itu berasal dari luar daerah, dan membawa ajarannya ke sini dan daerah lainnya," terang Ii, seusai menghadiri silaturahim kepolisian, ulama, pemerintahan, dan masyarakat untuk memerangi teroris, di Pendapa Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (17/1/2014).

Ii menegaskan, teroris bukan berasal dari ajaran Islam. Mereka dinilai telah melakukan perubahan kaidah Al Quran dan hadis.

Oleh karena itu, pihaknya selama ini menyampaikan sosialisasi agar paham-paham kelompok teroris tidak masuk ke pesantren-pesantren di wilayahnya. Terlebih lagi, Tasikmalaya dikenal dengan sebutan kota santri, dengan banyaknya pesantren yang berdiri.

"Mereka telah memelesetkan ajaran Islam. Mereka juga telah mencelakai sesama umat," tambah Ii.

Di lokasi yang sama, Kepala Polres Tasikmalaya AKBP Widjonarko menambahkan, penyebaran pemahaman teroris terindikasi dengan berbagai cara. Misalnya melalui jalinan keluarga, media sosial melalui internet, lembaga pendidikan, pesantren, dan dakwah.

"Salah satu media penyebaran pemahaman teroris paling cepat adalah melalui internet. Bahkan, kepolisian menemukan ada blog yang mengajarkan membuat bom. Radikalisme teroris melalui internet dinilai cepat dan tak mudah dilacak," ungkap Widjonarko.

Kepolisian pun meminta kepada semua warga untuk siaga terhadap keberadaan teroris di wilayahnya. Kewaspadaan termasuk mengawasi pergerakannya melalui internet, dan secara langsung di kalangan masyarakat. Terlebih lagi, Indonesia termasuk pengguna internet paling besar keempat sedunia.

"Kita di polres terus berupaya untuk mempersempit pergerakan teroris melalui jalur preventif. Soalnya, kalau penyelidikan secara langsung dilakukan oleh Densus 88," tambah dia.

Acara sosialisasi pencegahan teroris pun ditambahkan dengan kesepakatan bersama melalui pembubuhan tanda tangan pada sebuah poster, yang diikuti kepolisian, kejaksaan, bupati, ulama, dan tokoh masyarakat setempat.

Diberitakan sebelumnya, di daerah Tasikmalaya telah beberapa kali terjadi aksi teroris dan penangkapan terduga kegiatan teror, seperti serangan bom di Pos Polisi Mitra Batik dan Polsek Rajapolah.

Ada juga penangkapan warga Tasikmalaya yang diduga teroris, sampai seorang teroris yang ditembak mati kepolisian di Ciputat, Tangerang, yang berdomisili di Tasikmalaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com