Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Raung Meletus 2 Kali, Hujan Abu Mengarah ke Jember

Kompas.com - 06/01/2014, 16:09 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis


BANYUWANGI, KOMPAS.com
- Gunung Raung yang masuk wilayah Banyuwangi, Jember dan Bondowoso mulai menggeliat. Pos pengamatan gunung api Raung di Desa Sumber Arum, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi Senin (6/1/2014) mencatat, ada 17 kali getaran gempat tremor, 56 kali hembusan, dua kali letusan dan satu kali gempa tektonik.

"Hujan abu sudah turun dan mengikuti hembusan angin ke arah barat yaitu wilayah Jember. Di harapkan masyarakat, terutama yang terkena hujan abu mengenakan masker," jelas Balok Suryadi, petugas pengamat gunung api Raung kepada Kompas.com, Senin (6/1/2014).

Ia menjelaskan, secara visual, dari kawah gunung Raung teramati perubahan asap putih tipis dengan tinggi 100 meter dari puncak menjadi asap putih tipis kecoklatan. Untuk mengamati secara visual, Balok menjelaskan menggunakan CCTV dari arah gunung Ijen.

"Kondisi kaldera mulai tersumbat walaupun belum 100 persen. Masih ada celah untuk mengeluarkan asap. Sedangkan untuk pengamatan visual terakhir kali dilakukan pada Mei 2013 lalu setelah sebelumnya dinyatakan normal pada 5 September 2013 lalu," jelas Balok.

Untuk memantau aktivitas Raung, lanjut Balok, sudah terpasang 4 seismograf. Dua di antaranya dipasang di Jampit, Bondowoso, satu di Songgon dan satu lagi disimpan di Kalibaru.

Pusat Vukanologi dan Mitigasi Bencana Geologi sudah merekomendasikan agar masyarakat atau pendaki tidak mendekati kawah dalam radius 2 kilometer dari pusat kawah.

Sementara itu, Wiwik Sumainah (37), salah satu warga Desa Sumber Arum yang berjarak 10 kilometer dari puncak gunung Raung mengaku baru mengetahui status gunung Raung waspada dari media.

"Warga di sini masih beraktivitas seperti biasa. Sempat terdengar suara letusan Senin pagi. Kami tinggal nunggu informasi saja dari pusat," jelasnya.

Ia juga mengaku sudah mengetahui tempat evakuasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. "Sudah ada jalur evakuasi. Semua masyarakat di sini sudah tahu untuk segera berkumpul di balai desa kalau ada apa-apa," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com