Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polda Sulselbar Selidiki Jaringan Teroris di Enrekang

Kompas.com - 04/01/2014, 16:53 WIB
Kontributor Makassar, Hendra Cipto

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com - Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Polda Sulselbar) melakukan penyelidikan terkait dugaan jaringan teroris di Kabupaten Enrekang yang memesan ribuan detonator dari Malaysia.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sulselbar, Komisaris Besar (Kombes) Polisi Endi Sutendi, Sabtu (4/1/2014), mengatakan belum bisa memastikan adanya jaringan teroris di Kabupaten Enrekang yang memesan detonator di Malaysia. Dengan begitu, pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait ribuan detonator yang dibawa seorang perempuan bernama Hj Hasnah Umareng Junaid (46), warga Kabupaten Bone.

"Untuk menyimpulkan adanya jaringan teroris di Enrekang, harus didukung data dan fakta yang akurat. Yang jelas kami masih melakukan penyelidikan terkait kasus itu. Memang di Kabupaten Enrekang tidak ada laut untuk membom ikan, jadi kami belum bisa memastikan pula ribuan detonator itu digunakan untuk apa," kata mantan Kepala Polres Enrekang itu.

Hj Hasnah Umareng Junaid ditangkap sesaat setelah turun di Pelabuhan Nusantara Kota Parepare, Sulawesi Selatan, Jumat (3/1/2014) siang. Perempuan paruh baya yang mengaku pedagang tersebut diamankan setelah kedapatan membawa ribuan butir detonator aktif yang dikemas dalam 30 dus. Kepada petugas, Hasnah mengaku mendapatkan detonator tersebut dari rekannya bernama Ali, untuk selanjutnya diserahkan kepada pria yang disebut-sebut bernama Gondrong, warga Benteng, Patiro Bajo, Bone.

"Saya tidak tahu barang apa itu. Saya hanya menerima titipan dari Ali untuk diserahkan kepada La Gondrong," kata Hasnah.

Ia mengaku, dengan membawa titipan tersebut, dia mendapatkan imbalan uang sebesar 200 ringgit Malaysia. Detonator tersebut, kata Hasnah lagi, menurut rekannya yang memberi titipan, akan dibawa ke Kabupaten Enrekang. "Teman saya itu cuma bilang mau dibawa ke Enrekang. Saya juga tidak tahu untuk apa," katanya.

Pada hari Jumat, Detasemen Khusus (Densus) 88 AT melakukan penggerebekan di Kabupaten Enrekang. Dalam penggerebekan itu, tim Densus 88 AT menangkap tiga orang yang diketahui bernama Sukardi (35) bersama iparnya, Mustarhadi (42) dan keponakannya, Fatli (27) warga Kalosi, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang. Selain mengamankan tiga orang, tim Densus 88 AT juga menyita 21 bom. Penyitaan 21 bom itu diungkapkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Kepolisian Negara RI Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar saat dihubungi melalui telepon. Boy merinci, sebanyak 20 bom pipa dan 1 rangkaian bom rantang ditemukan dalam penggeledahan itu.

"Sudah 20 bom pipa dan 1 bom rantang yang ditemukan. Penggeledahan ini dilakukan sejak tadi pagi hingga kini," kata Boy. Dia juga mengatakan, tim Densus 88 AT masih mengejar terduga teroris lain yang merupakan satu jaringan dengan terduga teroris yang ditangkap. "Masih ada terduga teroris yang dikejar di Sulsel," kata Boy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com