Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejahatan di Manado Mayoritas Disebabkan Miras

Kompas.com - 31/12/2013, 15:34 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis


MANADO, KOMPAS.com
 — Paparan hasil Analisis dan Evaluasi (Anev) Situasi Kamtibmas mengungkapkan kriminalitas di wilayah hukum Polresta Manado sepanjang 2013 sebanyak 2.523 kasus. Sebagian besar penyebabnya adalah akibat pengaruh minuman keras, terutama dalam kasus pembunuhan.

"Hampir semua kasus pembunuhan sepanjang 2013 semuanya disebabkan oleh pelaku dalam keadaan mabuk," jelas Kapolresta Manado Kombes Sunarto.

Menurutnya, dari 2.523 kasus kriminalitas, yang baru diselesaikan sekitar 60 persen lebih. "Hingga saat ini kami sudah menyelesaikan sebanyak 1.517 kasus atau sebesar 60,12 persen clearence rate," jelas Sunarto, Selasa (31/12/2013).

Peredaran miras yang susah dikendalikan membuat pelaku kejahatan leluasa mengonsumsi minuman beralkohol tersebut. Padahal, dalam beberapa tahun terakhir, Polda Sulut telah berusaha meredam kebiasaan konsumsi miras melalui program Brenti Jo Bagate. Namun, beberapa warga yang ditemui oleh Kompas.com berpendapat bahwa program tersebut tidak efektif.

"Nyatanya tetap saja banyak orang mabuk dan miras beredar seolah dibiarkan oleh aparat. Bahkan, ada sebuah pabrik miras di pusat kota yang nyata-nyata dibiarkan beroperasi dengan bebas tanpa pernah disentuh oleh aparat," keluh seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya.

Warga juga mempertanyakan kegiatan pemusnahan barang bukti miras sitaan oleh Polda Sulut yang setiap tahun dilaksanakan. Pada Sabtu (21/12/2013) lalu, ada sebanyak 16.000 botol miras dari berbagai merek yang merupakan hasil sitaan berbagai operasi dimusnahkan oleh Polda Sulut.

"Namun, sayangnya, dari puluhan merek miras yang dimusnahkan tersebut, ada beberapa merek yang tidak pernah terlihat dimusnahkan, termasuk merek yang dihasilkan oleh pabrik miras yang ada dalam kota tersebut. Maka, jangan heran jika pengaruh miras masih mendominasi penyebab kriminalitas," tambah warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com