Setelah membersihkan lokasi makam, mereka kemudian membentangkan tikar sebagai alas tempat duduk. Setelah itu, mereka mulai berzikir dan doa bersama. Setelah menjalankan ritual tersebut, mereka kemudian makan kenduri bersama.
Lokasi kuburan massal yang didatangi warga itu terletak tidak jauh dengan bibir pantai laut kawasan Suak Indrapuri. Luas lokasi kuburan massal itu sekitar 50 meter persegi. Di lokasi ini dikebumikan ratusan korban gempa dan tsunami sembilan tahun lalu.
Namun lokasi kuburan massal itu terlihat seperti tak terurus karena tidak dipugar seperti kuburan massal lainnya. Di tengah lokasi kuburan massal hanya ditandai dengan plang kayu kecil bertuliskan “Kuburan Massal” dengan huruf besar. Sementara di sekililingnya hanya dipagar dengan kawat duri dan kayu yang sudah rapuh.
Menurut Edi Candra, koordinator gerakan pejuang korban tsunami, setiap tahun mereka berziarah ke kuburan massal untuk mendoakan saudara mereka yang mininggal saat tsunami. “Kami melakukan doa bersama hari ini karena biar tidak bersamaan dengan peringatan sembilan tahun tsunami yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat. Kalau besok semua melakukan doa bersama, kami pilih lebih awal satu hari, biar tidak beradu," kata Edi kepada Kompas.com saat dijumpai di lokasi kuburan massal, Rabu.
Kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Edi berharap lokasi ini segera dipugar seperti kuburan massal lainnya. “Sudah sembilan tahun tsunami, pemerintah terkesan mengabaikan lokasi ini, kalau tidak dipugar, lokasi kuburan massal ini dikhawatirkan akan hilang," katanya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.