Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Banjir di Bandung, Ridwan Kamil Akan Bikin Danau

Kompas.com - 20/12/2013, 18:42 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com — Sebagai upaya untuk mengatasi persoalan banjir, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mewacanakan akan membangun danau untuk menampung air. Rencana itu sama dengan yang dilakukan Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama untuk mengatasi banjir di Ibu Kota.

"Ya, rencana pembuatan danau masih dalam proses, tapi intinya kita akan upayakan," janji Ridwan seusai meluncurkan gerakan sejuta biopori di Taman Tegalega, Jalan Otto Iskandardinata, Bandung, Jawa Barat, Jumat (20/12/2013).

Danau tersebut akan difungsikan untuk menampung aliran air agar air tidak menggenangi Bandung seperti yang terjadi sekarang ini. Rencananya, danau itu akan dibuat di kawasan Gedebage. "Rencananya di Gedebage," katanya.

Kendati demikian, kata Ridwan, pembuatan danau itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kesulitannya, kata dia, pertama adalah masalah anggaran, waktunya yang lama, dan pembebasan lahan. "Pembuatan danau itu memakan biaya yang mahal dan lama, kemudian belum lagi soal pembebasan lahan, kadang kan ada warga yang tidak memahami soal pembebasan lahan (untuk membuat waduk) sehingga mempersulit proses pembuatannya (waduk)," keluhnya.

Seperti telah diberitakan sebelumnya, Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya sudah melakukan berbagai cara untuk mengatasi banjir di Kota Bandung. Upaya dimaksud di antaranya pembuatan gorong-gorong, daur ulang air hujan, dan pembuatan sumur-sumur resapan.

"Cara ini mahal semua. Sebagai contoh, untuk membuat sumur resapan saja memakan biaya Rp 25 juta per titik. Ini kan membutuhkan anggaran yang besar. Anggarannya baru akan turun awal tahun 2014. Tapi tetap intinya akan kita upayakan," jelasnya.

Ridwan menambahkan, satu-satunya cara untuk mengantisipasi banjir yang paling murah dan tidak memakan waktu lama adalah dengan mengadakan program gerakan sejuta biopori. "Kalau biopori mah murah, cukup dengan modal Rp 100 - Rp 150 juta untuk membeli bor tanah, bisa dipakai kapan saja, dan kalau tidak dipakai, bisa dipinjamkan juga kan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com