Don Hasman, peneliti suku Baduy selama 38 tahun terakhir, menceritakan, peristiwa ini terjadi di kampung yang secara administratif masuk ke wilayah Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten.
Ceritanya, pada 10 Agustus 2013 sekitar pukul 10.30 WIB lalu, Sanadi atau yang akrab disapa Sangsang oleh warga Baduy Dalam mengalami musibah. Ia jatuh dari ketinggian tujuh hingga delapan meter saat hendak mengambil daun sirih yang merambat di ujung sebuah pohon.
Sangsang terbanting ke tanah dengan posisi telentang dan muka menengadah ke langit.
"Sangsang langsung digotong oleh sepuluh orang," tutur Hasman yang juga dikenal di dunia fotografi ini.
Sangsang terluka parah di bagian belakang tubuhnya. Dua ruas tulang ekornya rusak dan terlepas. Beberapa sarafnya putus. Benturan keras di tanah juga membuat luka menganga. Bahkan, sebagian tulang belakang dapat terlihat dari luka tersebut.
"Selama ini Sangsang hanya menggunakan obat-obatan tradisional. Sementara luka luarnya terbuka, lebarnya sampai sebesar piring cangkir," terang Don Hasman.
Luka tersebut membuat Sangsang menderita sampai saat ini. Tidur pun tak nyenyak. Ia harus menahan rasa sakit setiap malam.
Kabar tentang Sangsang kemudian beredar hingga keluar kampung terpencil itu.
Terbentur adat
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan