Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggul Lahar Dingin Merapi Habis Ditambang

Kompas.com - 11/12/2013, 17:44 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Tanggul sungai di kawasan lereng Gunung Merapi yang selama ini berfungsi sebagai pengaman ketika terjadi aliran banjir lahar dingin sebagian besar hilang akibat penambangan galian C.

Tanggul tersebut berukuran lebar 10 meter. Berdasarkan catatan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO), tanggul yang hilang sepanjang 5 kilometer atau dari Dusun Bronggang sampai Plumbon.

"Semua tanggul pengendali lahar di sepanjang sungai yang berhulu di Merapi, hilang akibat diambil penambang," terang Dwi Purwantoro, Pejabat Pembuat Komitmen Penanggulangan Lahar Gunung Merapi, Rabu (11/12/2013).

Dwi menjelaskan, tanggul yang dibangun dengan menggunakan dana dari pemerintah pusat berisi karung pasir dan bebatuan itu memiliki manfaat penting bagi warga lereng Merapi. Fungsinya untuk menahan aliran banjir lahar agar tidak meluap ke permukiman.

"Kami khawatir hilangnya tanggul akan mengancam keselamatan warga terutama yang bermukim di sekitar Sungai Opak dan Gendol," kata dia.

Dwi menyatakan kekecewaannya atas sikap penambang yang mengingkari kesepakatan, yakni hanya mengambil material dari dalam sungai. Faktanya, lambat laun penambang menggerus tanggul yang sengaja dipasang untuk pengaman.

Menyikapi hal tersebut, pihaknya telah melaporkan ke Bupati melalui surat resmi. Sebab Izin tambang merupakan wewenang Bupati sedangkan BBWSSO hanya memberikan rekomendasi teknis.

Pihaknya berharap ada tindakan tegas dari pemerintah daerah karena saat ini masih ada sekitar 60 juta meter kubik material vulkanik di puncak Merapi. Material itu sewaktu-waktu bisa menjadi ancaman banjir lahar dingin ketika hujan deras.

"Antisipasi yang dilakukan saat ini dengan memperkuat bronjong dan rehabilitasi sabo dam. Kita juga telah mempersiapkan alat berat seperti ekskavator, dump truk, dan crane," jelas Dwi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com