Hal itu ditegaskan oleh Direktur Pokja 30, Carolus Tuah kepada Kompas.com, Selasa (10/12/2013). Menurutnya, untuk memangku sebuah jabatan menjadi orang nomor satu di Kaltim bukan disambut dengan cara gila-gilaan seperti menggelar perayaan. Cukup dengan ucapan selamat, maka si pemimpin akan lebih terhormat. Terlebih, mendekati masa pelantikan yang jatuh pada 17 Desember 2013 di kompleks stadion Palaran itu diwarnai banyak aksi demonstrasi masyarakat. Seharusnya, pemerintah tidak menggelar pesta pelantikan yang kelihatan "Wah".
“Saya sudah dengar rencana perayaan pesta rakyat itu. Sebenarnya, yang dilakukan para pemangku jabatan itu adalah tindakan sia-sia. Mereka gagal menunjukkan contoh keteladanan sebagai pemerintah,” tegasnya, Selasa (10/12/2013).
Apalagi, lanjut Tuah, pemerintah mengklaim jika dana yang digunakan merupakan dana sumbangan para pejabat. Tapi pejabat siapa saja yang menyumbang tidak jelas, dan sumbangan itu pun tidak dilaporkan. Maka, besar kemungkinan, hasil sumbangan untuk pelantikan tersebut bisa menjadi suap untuk Gubernur Kaltim 2013-2018.
“Sumbangan apapun bentuknya, jika dari para pejabat dan untuk Gubernur, maka harus dilaporkan. Jika tidak, maka jajaran antikorupsi pemerintah hanya omong kosong. Ini bisa bergeser menjadi suap, tentunya dari pejabat yang menyumbang yang sejatinya adalah bermental penjilat untuk mempertahankan posisinya di pemerintahan,” jelas Tuah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.