Kini, penyakit yang dideritanya semakin parah hingga payudara sebelah kirinya hilang karena borok digerogoti kanker. Nek Maneh kini hanya bisa pasrah dan menahan rasa kesakitan karena tak ada biaya untuk berobat.
"Sekarang saya pasrah saja dan hanya bisa berdoa, karena tidak ada biaya untuk berobat, jangankan untuk berobat, untuk makan sehari-hari saja susah," kata Nek Maneh yang dijumpai Kompas.com di rumahnya, Sabtu (7/12/2013) sore.
Nenek paruh baya ini mengaku menghabiskan waktu hari-harinya dengan seorang diri karena sudah lama berpisah dengan suami. Sementara anak laki-laki semata wayangnya telah meninggal dunia lima tahun yang lalu.
"Dulu saya punya seorang anak laki-laki, tetapi dia sudah meninggal setelah tamat SMU karena sakit jatuh saat memanjat pohon, tutur Nek Maneh dengan bahasa Aceh sambil mengusab air matanya.
Meski kondisinya sakitnya semakin parah, Nek Maneh tetap bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dengan mengutip dan mengupas pinang yang tumbuh beberapa batang di pekarangan kebun rumahnya.
"Dari hasil inilah untuk kebutuhan makan saya sehari-hari. Kalau dulu, waktu masih sehat, saya bisa bekerja di sawah orang, tapi sekarang tidak sanggup lagi," ujarnya.
Kini, Nek Maneh hanya bisa berdoa agar ada ulurang tangan dari dermawan untuk membiayai pengobatan penyakit kanker yang dideritanya sejak sembilan tahun lalu itu.
Sementara itu, Azhar Daud, Kepala Desa Lampise, Kecamatan Samatiga, Aceh Barat, menjelaskan, kondisi kesehatan Nek Maneh sekarang kian memprihatinkan, karena tidak punya biaya untuk berobat.
"Nek Maneh sudah lama sekali menahan sakit. Paling dia berobat kampung dan minum ramuan-ramuan. Sejak dia menderita penyakit kanker, belum ada perhatian baik dari dinas terkait atau pemerintah setempat," kata Azhar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.