Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LBH APIK: KDRT yang Libatkan Aparat di Sulteng Lamban Diproses

Kompas.com - 06/12/2013, 17:12 WIB
Kontributor Palu, Erna Dwi Lidiawati

Penulis


PALU, KOMPAS.com - Kurun waktu Januari hingga Desember 2013 ini, Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (LBH APIK) Sulawesi Tengah telah menangani puluhan kasus kekerasan yang dialami perempuan dan anak. Sebagaian kasus yang didampingi oleh LBH APIK ini beberapa di antaranya telah diputus oleh pengadilan.

Direktur LBH APIK, Vevey Vely Agustina mengatakan, dari 31kasus yang saat ini ditangani, sebagian besar adalah kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT. Dalam setahun ini, LBH APIK telah mendampingi 14 kasus KDRT.

"Dalam setahun ini kasus KDRT yang telah diputus oleh pengadilan sebanyak 6 kasus. Sementara selebihnya masih dalam proses," kata Vevey, Jumat 6/12/2013).

Vevey mengatakan, dari beberapa kasus KDRT yang saat ini ditangani, tiga di antaranya dilakukan oleh aparat kepolisian. Menurutnya, penanganan kasus yang melibatkan aparat ini, pihak LBH APIK mengaku kesulitan.

"Beberapa kasus KDRT yang tidak melibatkan aparat sudah diputus oleh pengadilan. Tapi kalau yang melibatkan aparat prosesnya lambat," ujar Vevey.

Sementara itu, untuk kasus kekerasan terhadap anak, ada 7 kasus yang didampingi LBH APIK. Rata-rata kasus kekerasan terhadap anak ini adalah perkosaan dan kekerasan seksual.

"Kasus perkosaan yang kita tangani ini terjadi enam bulan lalu. Dimana seorang ayah memperkosa anak kandungnya sendiri dan itu sudah ada putusan dari pengadilan. Namun kami dengar terdakwa yang tak lain, ayah kandungnya sendiri itu banding," tutup Vevey.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com