Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penganiaya Pastor Divonis 1 Tahun, Warga Atambua Usir Hakim

Kompas.com - 29/11/2013, 21:48 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis


ATAMBUA, KOMPAS.com
– Lebih dari 200 warga Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, yang tergabung dalam Forum Solidaritas Lintas Agama, melakukan aksi demo di kantor Pengadilan Negeri Kelas IIB Atambua lantaran menganggap vonis satu tahun penjara yang dijatuhkan terhadap Yohanes Fransiskus Junior Lopez alias Papi (27) - terdakwa pemukulan pastor- terlalu ringan.

Romo Gregorius Dudy yang memimpin langsung forum itu pun menggelar orasi di depan kantor pengadilan, dengan dikawal ketat aparat keamanan dari Polres Belu dan Kompi A Brimob Belu.

Terdapat tiga tuntutan forum yang dibacakan Romo Gregorius, yakni menyatakan banding atas putusan hakum karena putusan itu jauh dari keadilan; mendesak pihak Kejaksaan Negeri Atambua untuk tetap melakukan proses hukum ke tingkat yang lebih tinggi dan; meminta kepada tiga orang hakim yang memutuskan perkara ini agar segera angkat kaki dari Kabupaten Belu karena putusannya dianggap tidak prokeadilan.

Seusai membacakan tuntutannya, Romo Gregorius Dudy menyerahkannya kepada Soesilo SH MH selaku ketua Pengadilan Negeri Atambua dan disaksikan Kapolres Belu, AKBP Daneil Yudo Ruhoro. Romo Gregorius mengatakan, aksi yang dilakukan hari ini tidak ada muatan politis dan bukan masalah agama, tapi semata-mata karena masalah keadilan. Menurutnya, dalam mengambil keputusan, hakim tidak boleh mempertimbangkan aspek yuridis saja, tetapi juga harus juga memperhatikan aspek sosiologis dan filosofis masyarakat Kabupaten Belu.

"Kami yang tergabung dalam forum lintas agama meminta dengan tegas kepada tiga hakim yang memutus sidang perkara penganiayaan tersebut untuk segera tinggalkan Kabupaten Belu,” kata Romo Gregorius.

Ditemui secara terpisah, Ketua Pengadilan Negeri Klas II B Atambua, Soesilo, mengatakan pihaknya menyambut baik keinginan forum lintas agama dan akan segera menyikapinya dengan membawakan pernyataan sikap dan aspirasi ini ke Mahkamah Agung untuk ditindaklanjuti.

Diberitakan sebelumnya Romo Oktovianus Neno dianiaya dua pemuda mabuk di jembatan Beko, Lokfau, Desa Naitimu, Kecamatan Tasifeto Barat, Kamis, sekitar pukul 01.30 Wita. Kepada Kompas.com, Oktovianus mengaku bahwa peristiwa itu terjadi saat dia dalam perjalanan pulang seusai menghadiri resepsi pernikahan kerabatnya di Nana Rae, Desa Naitimu, sekitar pukul 01.14. Tepat di jembatan Beko, Oktovianus dicegat oleh segerombolan pemuda yang sedang pesta miras.

"Saya pun berhenti dan menurunkan kaca mobil bermaksud menanyakan alasan saya dicegat," ungkap Oktovianus.

Oktovianus mengaku mengenali pemuda yang mendatanginya, yakni Papi Lopez. Tanpa bicara apa-apa, Papi langsung mematikan dan merampas kunci mobil. "Saya pun dipukuli oleh Papi sebanyak tiga kali di bagian kepala hingga mengalami memar dan pusing-pusing," sambung Oktovianus.

"Saya dimaki oleh Papi. Lalu mereka pukul kepala saya. Karena sedikit emosi, saya lalu balas pukul satu kali," tuturnya.

Ketika Papi memukuli Oktovianus, pemuda-pemuda yang ada di sekitar lokasi diam saja. Papi kemudian kabur, sementara Oktovianus kembali ke pastoran. Kabar pemukulan itu dengan cepat menyebar di antara warga. Mendengar tokoh agamanya dianiaya, ratusan warga mendatangi Gereja Roh Kudus Halilulik. Mereka mencari Papi. Pelaku, Yohanes Fransiskus Junior Lopez masih keponakan kandung dari Bupati Belu, Joachim Lopez.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com