Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/11/2013, 19:02 WIB
Kontributor Samarinda, Yovanda Noni

Penulis

SAMARINDA, KOMPAS.com – Dosen berinisial RS yang diduga melakukan pungutan liar (pungli) di Universitas Mulawarman, tadi siang dinonaktifkan dari kegiatan mengajarnya di Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Penjaskesrek), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Unmul, Samarinda.

Rektor Unmul, Zamruddin Hasid melalui Pembantu Rektor II, Masjaya telah memanggil RS untuk memperjelas dugaan kasus pungli yang dituduhkan semua mahasiswanya. Dari semua keterangan para saksi akan dicocokkan dengan pengakuan RS.

“Hasil pertemuan tadi kami jadikan rekomendasi yang bakal diajukan ke pusat (Ditjen Dikti), saat ini RS dinonaktifkan dari kegiatan mengajar di kampus,” katanya, Kamis (28/11/2013).

Masjaya menilai, kasus yang menimpa RS adalah kasus yang rawan. Untuk itu, dia mengimbau para dosen lainnya untuk menjadikan pelajaran atas kasus tersebut. “Kampus sudah mengambil sikap atas RS. Kami telah mengumpulkan bukti dari para saksi. Saat ini, RS dinonaktifkan sampai ada keputusan dari Ditjen Dikti (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan),” terangnya.

Dari ruang pemeriksaan, ada tujuh mahasiswa dari Program Penjaskesrek satu per satu bersaksi telah menjadi korban dari RS. Mereka membeberkan soal penjualan diktat secara paksa oleh RS, sebagai kompensasi untuk perbaikan nilai. Selain itu, masih ada lagi beberapa pungutan kuliah lapangan yang tidak transparan. Termasuk pembelian jaket dan kaus, pembelian baju seragam sepak bola untuk angkatan 2011 hingga 2013, dan biaya khusus untuk skripsi dan konsultasi.

Secara terpisah, ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unmul, Muhammad Iqbal mengaku lega atas sikap yang diambil pihak kampus. Menurutnya, semua mahasiswa yang menjadi korban RS merasa gembira, karena aspirasi ditanggapi dengan baik.

“Alhamdulillah proses pengaduan dan pemeriksaan berjalan lancar. Saat ini dosen tersebut dinon-aktivkan, semoga keputusan selanjutnya menegaskan RS akan dimutasi dari Unmul,” harapnya.

Diketahui sebelumnya, ratusan mahasiswa Penjaskesrek menggelar demonstrasi menuntut RS dipecat atau dimutasi dari Unmul. Pasalnya RS sering malakukan pungli mahasiswa Penjaskresek. Modus yang dilakukan antara lain, menjual seragam olahraga Rp 130.000. Padahal di pasaran seragam ini hanya Rp 45.000 per buah. Selain itu, oknum dosen itu juga menjual buku diktat dengan harga Rp 100.000. Namun buku yang didapat hanya lembaran kertas foto kopi yang dijilid sederhana.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Berikan Alat Pemadaman Baru, Mbak Ita Minta Damkar Tingkatkan Pelayanan

Berikan Alat Pemadaman Baru, Mbak Ita Minta Damkar Tingkatkan Pelayanan

Regional
Salurkan Beasiswa Rp 693 Juta untuk Mahasiswa, Syamsuar: SDM Penting Dipersiapkan

Salurkan Beasiswa Rp 693 Juta untuk Mahasiswa, Syamsuar: SDM Penting Dipersiapkan

Regional
DPRKP Banten Ubah 109,42 Hektar Kawasan Kumuh Jadi Perumahan Rakyat Layak Huni

DPRKP Banten Ubah 109,42 Hektar Kawasan Kumuh Jadi Perumahan Rakyat Layak Huni

Regional
GNPIP Diresmikan, Pemprov Riau Tanam Ribuan Cabai untuk Kendalikan Inflasi

GNPIP Diresmikan, Pemprov Riau Tanam Ribuan Cabai untuk Kendalikan Inflasi

Regional
Indeks Infrastruktur Kalbar Meningkat, Anggota DPR Syarif Abdullah Dorong Pembangunan Lebih Merata

Indeks Infrastruktur Kalbar Meningkat, Anggota DPR Syarif Abdullah Dorong Pembangunan Lebih Merata

Regional
Inovasi Faspol 5.0 Milik Warga Banjarnegara Berhasil Masuk Nominasi IGA 2023

Inovasi Faspol 5.0 Milik Warga Banjarnegara Berhasil Masuk Nominasi IGA 2023

Regional
Jaga Ketahanan Pangan di Semarang, Mbak Ita Luncurkan Program Perdu Semerbak

Jaga Ketahanan Pangan di Semarang, Mbak Ita Luncurkan Program Perdu Semerbak

Regional
Salurkan Rp 6,4 Triliun untuk 7.719 Desa, Khofifah: Demi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Salurkan Rp 6,4 Triliun untuk 7.719 Desa, Khofifah: Demi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Regional
Didoakan Jusuf Kalla Jadi Gubernur, Bang Zaki: Saya Konsentrasi Kerja di Jakarta

Didoakan Jusuf Kalla Jadi Gubernur, Bang Zaki: Saya Konsentrasi Kerja di Jakarta

Regional
Lantik 5 Pj Bupati dan Walkot, Gubernur Sulut Minta Mereka Jaga Integritas dan Tak Lupa Diri

Lantik 5 Pj Bupati dan Walkot, Gubernur Sulut Minta Mereka Jaga Integritas dan Tak Lupa Diri

Regional
Ikuti Verifikasi KKS, Bupati Kediri Paparkan Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Ikuti Verifikasi KKS, Bupati Kediri Paparkan Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Regional
Kediri Dholo KOM Challenge 2023 Diikuti Peserta Mancanegara, Mas Dhito Dukung agar Jadi Event Tahunan

Kediri Dholo KOM Challenge 2023 Diikuti Peserta Mancanegara, Mas Dhito Dukung agar Jadi Event Tahunan

Regional
Bersama Membangun Pulau Rempang

Bersama Membangun Pulau Rempang

Regional
Pemkot Medan Jalankan Pembangunan Infrastrukur, Bobby: Insya Allah Hasilnya Bermanfaat bagi Masyarakat

Pemkot Medan Jalankan Pembangunan Infrastrukur, Bobby: Insya Allah Hasilnya Bermanfaat bagi Masyarakat

Regional
Memahami Kereta Cepat Whoosh Lewat Tahu Bandung

Memahami Kereta Cepat Whoosh Lewat Tahu Bandung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com