Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurir Sabu Asal Malaysia Selalu Gunakan Maskapai yang Sama

Kompas.com - 28/11/2013, 17:21 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Badan Narkotika Nasional Propinsi (BNNP) DI Yogyakarta mencatat, sudah sembilan kali usaha penyelundupan narkotika jenis sabu masuk melalui Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta, dan berhasil digagalkan.

Semua sabu yang diselundupkan berasal dari Malaysia dan menggunakan tenaga kerja Indonesia (TKI) sebagai kurir.

"Dalam catatan kami dari tahun 2010, ada sembilan usaha penyelundupan sabu yang berhasil digagalkan," kata Kepala BNNP DIY Budiharso, Kamis (28/11/2013) siang.

Budi menuturkan, penyelundupan sabu yang selama ini berhasil digagalkan berasal dari Malaysia. "Pesawat yang mereka gunakan juga sama. Selalu itu saja," tandasnya.

Menurut Budi, seringnya upaya penyelundupan narkotika ke Indonesia memperkuat indikasi bahwa negara ini telah menjadi bidikan dan sasaran pasar narkoba.

Kepala Biro Granat DPD DIY Hendra Putra menuturkan, kini kian marak bandar narkoba berusaha menyelundupkan barang terlarang dengan menggunakan jasa TKI.

Dugaan ini muncul dari beberapa upaya penyelundupan yang berhasil digagalkan. Semua kurirnya adalah WNI yang bekerja sebagai TKI di Malaysia. "TKI sering dimanfaatkan sebagai kurir narkoba, ini juga harus menjadi perhatian agar tidak lagi digunakan sebagai kurir," kata dia.

Terakhir, petugas Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean B Yogyakarta pada 8 November 2013 menggagalkan upaya penyelundupan narkotika jenis sabu seberat 1,7 kilogram lewat Bandara Adi Sucipto. Sabu ini dibawa oleh Subari alias Agung Ferianto (26), warga Madura yang bekerja sebagai TKI di Malaysia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com