Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sita Kalung Emas Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban

Kompas.com - 28/11/2013, 14:24 WIB

TUBAN, KOMPAS.com — Polres Tuban menyita kalung emas keramat milik Kelenteng Kwan Sing Bio, Kota Tuban, Jawa Timur. Penyitaan ini merupakan buntut dari laporan seorang pengurus terkait hilangnya kalung emas keramat di kelenteng terbesar se-Indonesia itu.

Penyitaan kalung tersebut berlangsung pada Kamis (28/11/2013) sekitar pukul 10.00 WIB. Ketika itu, empat penyidik Reskrim Polres Tuban datang, lalu menuju ruang bendahara kelenteng yang sebelumnya disegel oleh pengurus kelenteng tersebut.

Saat itu polisi juga didampingi oleh Liu Pramono, Wakil Ketua Umum Pengurus Kelenteng Kwan Sing Bio, serta beberapa pengurus lainnya.

Setelah brankas dibuka, polisi lalu menyita delapan kalung keramat yang berat totalnya mencapai 53,73 gram, dokumen kepengurusan kelenteng, serta surat-surat penting. Semua benda ini disita petugas dari dalam brankas di ruangan itu.

"Benda-benda tersebut kami ambil sebagai barang bukti. Ini demi kepentingan penyelidikan kami," kata Kepala Satreskrim Polres Tuban AKP Wahyu Hidayat kepada Surya, Kamis pagi.

Wahyu menjelaskan, saat ini pihaknya menyelidiki laporan penggelapan aset kelenteng berupa kalung emas di kelenteng tersebut. Kalung emas yang menghilang ini adalah kalung yang biasa dilelang pada saat ulang tahun Kong Co.

Kalung itu diperkirakan hilang antara tahun 2009 dan 2010. Pengurus sendiri baru mengetahui kalau kalung tersebut menghilang pada pertengahan tahun 2013, menjelang pemilihan ketua dan pengurus kelenteng yang baru. Karena kalung ini berharga, pihak pengurus lantas melaporkan hilangnya emas keramat ke polisi.

Sekadar diketahui, harga kalung-kalung emas yang menghilang ini sebenarnya hanya sekitar Rp 30 juta. Namun ketika dilelang, harga kalung ini bisa melonjak hingga ratusan juta rupiah. Alasannya, kalung emas ini telah diberkati oleh Kong Co.

Wahyu menjelaskan, upaya penyitaan barang bukti ini merupakan upaya yang keempat. Sebelumnya, anggotanya sudah mencoba mengambil barang bukti di tempat itu, tetapi gagal karena kantor bendahara selalu terkunci rapat.

Karena itu, polisi sebenarnya berencana membuka paksa brankas seandainya penyitaan kembali gagal. Namun, sebelum upaya ini terlaksana, pihak pengurus mau membuka sendiri brankasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com