Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Doa Bersama, Pasien RS Dr Soetomo Marah-marah

Kompas.com - 27/11/2013, 20:35 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com — Acara doa bersama yang digelar para dokter di Instalasi Rawat Jalan (IRJ) RSU Dr Soetomo, Rabu (27/11/2013), sempat diwarnai kericuhan. Seorang pasien marah-marah karena tidak segera dilayani.

Uli Agus (43), pasien asal Mojokerto, mengaku sudah datang jauh-jauh, tetapi sesampainya di RS terbesar di Jawa Timur itu, dia mendapati loket IRJ kosong. Begitu juga dengan poli syaraf di lantai 2.

Dia kemudian mendekati kerumunan dokter yang sedang mengikuti doa bersama dalam rangka aksi solidaritas terhadap tiga dokter yang terjerat kasus hukum di Manado. "Hei para dokter. Kok malah di sini? Aku sakit, jauh-jauh mau kontrol, malah kosong," teriaknya.

Beberapa orang satpam dan polisi di sekitar IRJ langsung menarik Agus dan membawanya ke ruang pelayanan poli di lantai 1. Namun, ia memberontak karena menurut dia yang meminta pelayanan dokter bukan hanya dia.

Beberapa petugas jaga menjelaskan bahwa pasien akan dilayani setelah para dokter selesai doa bersama. Emosi Uli Agus semakin memuncak, tetapi dia dipaksa tetap berada di dalam poli.

Seusai doa bersama sekitar pukul 09.00 WIB, para dokter kembali masuk ruangan masing-masing dan melayani pasien.

"Kami ini masih punya hati. Kami tahu pasien membutuhkan kami, tapi izinkan kami berhenti sebentar untuk memberikan solidaritas dan kembali merasakan semangat pelayanan kami, yang  sempat down karena kasus sejawat kami, dr Ayu ini," jelas dr Pudjo Hartono SpOG, Ketua Ikatan Dokter Indonesisa (IDI) Surabaya.

Doa bersama ikuti Direktur RSU Dr Soetomo, dr Dodo Anando MPH, yang turut mendampingi para dokter. "Memang, untuk doa bersama ini, para dokter sudah minta izin untuk tidak melayani pasien. Tapi, izinnya hanya dua jam, mulai jam 08.00 WIB sampai jam 10.00 WIB. Tapi, ini jam 09.00 WIB, selesai doa bersama juga sudah kembali melayani," jelas dr Dodo.

Terkait protes pasien hingga marah-marah, dr Dodo bisa memaklumi karena acara ini hanya digelar di IRJ. Sementara di instalasi lain seperti instalasi gawat darurat (IGD) dan instalasi rawat inap dan ruang operasi, dokter masih melakukan penanganan pasien.

Sejumlah pasien lain juga mengeluhkan aksi para dokter tersebut. Pasien IRJ RSU Dr Soetomo, Sukamti, misalnya, mengaku sempat terganggu dengan penghentian pelayanan selama satu setengah jam.

Meski demikian, dia merasa lega karena pukul 09.00 WIB pelayanan dibuka kembali. "Tadi memang sempat kesal. Kami kan pasien yang membutuhkan pertolongan," ujarnya.

Perempuan berusia 54 tahun tersebut mengaku jauh-jauh dari Kediri ke Surabaya. Dia tak dapat membayangkan jika memang para dokter benar-benar mogok.

"Semoga para dokter tidak mogok seperti ini lagi. Karena korbannya kami-kami ini, pasien yang tak tahu apa-apa," terang perempuan yang mengaku mengidap komplikasi mag dan ginjal.

Dukungan doa

Di rumah sakit swasta lainnya, para dokter tetap memberikan pelayanan. Hanya, sebagai solidaritas, mereka tetap mengambil waktu untuk kumpul bersama dan berdoa. "Kami memang tidak berdemo. Tetapi, pada Rabu ini, kami sementara istirahat. Ini bentuk dukungan kami terhadap rekan seprofesi yang sedang dalam masalah," jelas dr Daniel Ponco, Direktur Medik Rumah Sakit Katolik St Vincentius a Paulo, atau RKZ, Surabaya.

Seusai berdoa bersama, mereka juga mengumpulkan tanda tangan solidaritas atas pernyataan sikap para dokter secara nasional.

Sepanjang Rabu (27/11/2013) ini, semua dokter dan mahasiswa fakultas kedokteran dan pendidikan spesialis mengenakan pita hitam di lengan kiri sebagai solidaritas mereka terhadap rekan sejawatnya, yang dipidana seperti pelaku kriminal. (Sri Handi Lestari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com