Para dokter tersebut berorasi dan membawa sejumlah poster, antara lain bertuliskan 'dokter mengabdi untuk rakyat', tolak kriminalisasi profesi dokter', 'gerakan satu hari tanpa dokter' dan 'dokter Indonesia utamakan keselamatan penderita'.
Pada aksi tersebut, para dokter juga menggelar kain putih sepanjang 40 meter yang kemudian ditandatangani para dokter peserta aksi. Selain itu, para dokter juga mengenakan pita hitam di lengan dan membawa bunga melati sebagai aksi simpatik.
Ketua IDI Jateng Djoko Widiarto menegaskan aksi tersebut tidak akan mengganggu pelayanan pasien. "Pelayanan masih tetap, masih ada dokter yang berjaga terutama di ICU dan pelayanan untuk warga miskin," ujarnya.
Aksi ini, jelas Djoko, merupakan aksi simpatik terhadap rekan sejawat yang ditahan yakni Dewa Ayu Sasiary Prawani dan Hendry Simanjuntak. Selain itu juga dokter Hendry Siagian yang kini menjadi buron pada kasus yang sama.
Ia menambahkan, pada aksi tersebut IDI Jateng menyatakan sikap diantaranya pihak dokter sudah memberikan pelayanan pada pasien berdasar pada upaya maksimal pengabdian profesi dan bukan berdasarkan hasil yang dicapai.
Ia mengatakan pernyataan sikapnya tersebut juga sudah disampaikan pada DPR. "Aksi solidaritas ini jalan terakhir yang ditempuh," tambahnya.
Ia mengatakan tuntutan aksi ini dalam jangka waktu pendek yakni adanya pembenahan menyeluruh pada aturan tersebut. Kain berisi tanda tangan itu juga akan diserahkan pada DPRD ataupun DPR sebagai bentuk kesungguhan agar tidak ada lagi kriminalisasi profesi dokter.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.