Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sewa Naik, Ratusan Pedagang Demo Wali Kota Kendari

Kompas.com - 20/11/2013, 14:40 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com - Aksi unjukrasa sekitar 100 pedagang samping Mall Mandonga, Kendari di kantor Wali Kota setempat, Rabu (20/11/2013) nyaris ricuh. Puluhan pedagang yang hendak meninggalkan kantor Wali Kota mengejar seorang pengelola pasar yang melintas dari dalam kantor tersebut.

Karim, pengelola pasar basah Mandonga, Kendari nyaris menjadi sasaran amukan para pedagang. Beruntung, aksi itu berhasil dihalau petugas polisi yang mengawal aksi unjukrasa para pedagang.

Pantasan kita tidak diterima sama Wali Kota dan Wakil Wali Kota, karena mereka menerima si Karim. Pejabat lebih menerima orang yang jelas setorannya dari pada kita pedagang kecil ini kasian,” teriak salah seorang pedagang.

Para pedagang berunjukrasa untuk mendesak pemerintah setempat, segera mengambil alih pengelolaan pasar samping Mall Mandonga, Jalan Abdullah Silondae, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Dalam orasinya, para pedagang mengaku kesal dengan pengelola pasar H. Jufri yang kerap menaikkan retribusi secara sepihak. Bahkan, saat penagihan para pedagang sering mendapatkan kekerasan dari orang-orang suruhan pengelola pasar.

“ H. Jufri juga mengurangi ukuran tempat dagangan dan mengancam akan mengeluarkan kami dari pasar tersebut, bila kami tidak mematuhi ketentuan yang dibuatnya. Satu kios kami dibebankan antara Rp 300–Rp 500 ribu per bulan, itu hanya untuk sewa saja, belum termasuk retribusi sampah dan keamanan sebesar Rp 2.000 per hari, para padagang juga kerap mendapat ancaman untuk tidak menjual di dalam pasar dan sering mendapatkan kata–kata kasar dari pengelola pasar,” teriak Bargon koordinator aksi.

Nurminah, pedagang sayur mengaku sangat terbebani dengan retribusi yang diberlakukan oleh pengelola pasar. Karena hasil jualannya habis untuk membayar retribusi dan sewa. “Setiap bulan hampir Rp 500 ribu uang keluar untuk membayar semua persyaratan di pasar itu, bahkan sampai harus saya meminjam uang koperasi, kasian bu,” tuturnya.

Asisten II Administrasi dan Perekonomian Pemkot Kendari, Indra Muhammad, yang menerima para pedagang mengatakan, kendati pasar tersebut dikelola swasta namun pihak pemerintah kota Kendari akan menindaklajuti tuntutan massa ini.

“Beri kami kesempatan untuk menemui pimpinan perusahaan yang menangani pasar, dua tuntutan massa aksi yakni, menurunkan tarif retrbusi dan pencopotan pengelola pasar merupakan kebjakan pimpinan perusahaan, sedangkan pemerintah hanya dapat melakukan mediasi,” jelas Indra.

Massa tak puas dengan jawaban Asisten II, para pedagang berusaha menerobos barikade polisi dan Sat Pol PP yang berjaga di pintu masuk ruangan Wali Kota. Namun aksi itu tak berlangsung lama, pihak Pemkot Kendari berjanji besok akan segera mencari solusi dari desakan para pedagang tersebut.

Para pedagang kemudian membubarkan diri dengan tertib, dan kembali berjualan di pasar samping Mall Mandonga. Mereka berjanji akan kembali turun jalan hingga tuntutannya ditanggapi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com