Kasus ini, lebih sedikit kalau dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 70 kasus. Hal itu dikatakan oleh kepala Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kabupaten Kendal, Asrifah, Rabu (20/11/2013).
Asrifah menjelaskan, kemungkinan kasus tersebut bisa bertambah. Pasalnya, 40 anak yang menjadi korban trafficking itu, adalah mereka yang melaporkan. “Yang tidak melaporkan ke BPPKB kemungkinan juga banyak,” kata Asrifah.
Asrifah menambahkan, tidak melaporkannya korban ke BPPKB atau kepolisian, karena diduga korban takut. Untuk itu, dia akan terus melakukan pendampingan kepada korban, sehingga korban berani mengungkapkan semua kejadian yang menimpanya kepada polisi.
“Kami juga melakukan kerja sama dengan psikolog, untuk memantau kejiwaan korban,” akunya.
Sementara itu, salah satu pemerhati masalah anak, Yoyok mengatakan, kasus perdagangan anak di Kabupaten Kendal, tergolong tinggi.
Hal ini, perlu ada perhatian khusus dari dinas terkait dan keluarga. Meskipun kalau dibandingkan dengan tahun kemarin, kasusnya lebih sedikit. “Kalau ada 40 anak korban trafficking, termasuk tinggi. Ini harus ada solusi, supaya kasus itu terus menurun,” kata Yoyok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.