"BKSDA harus mengungkap apa penyebab kematian gajah di pusat latihan gajah bernama Yanti beberapa hari lalu. Selanjutnya pihak-pihak yang terlibat mulai dari perawat gajah hingga kepala BKSDA harus diperiksa, karena aneh saja, mengapa gajah sehat tiba-tiba mati dengan kondisi mengenaskan, keluar darah dari setip lubang di seluruh tubuh," kata Direktur Walhi Bengkulu, Benny Ardiansyah, Jumat (15/11/2013).
Ia melanjutkan, pawang gajah merupakan pihak yang paling tahu atas perkembangan gajah setiap waktu, tetapi mengapa binatang ini mendadak mati. Ia juga meminta BKSDA membuka kepada publik berapa dana perawatan gajah di pusat latihan gajah tersebut.
"Apakah dananya kurang, kalau kurang, Walhi bisa ikut merekomendasikan agar pemerintah menambah dananya atau karena hal apa?," tambah Benny.
Sementara itu, Kepala BKSDA Provinsi Bengkulu, Anggoro Dwi Sujarto, menyatakan hingga kini, pihaknya telah mengirim tim investigasi dan sudah melakukan otopsi gajah tersebut. Dengan matinya Yanti, maka koleksi gajah di PLG Sebelat, Bengkulu, tersisa 20 ekor lagi. Hingga saat ini, tim gabungan BKSDA masih melakukan otopsi dan investigasi di tempat kejadian perkara (TKP).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.