Peristiwa yang terjadi di Kampung Bajo, Kelurahan Bajoe, Kecamatan Taneteriattang Timur, ini bermula dari rencana pernikahan Burhanuddin (25) dengan kekasihnya Rezki (20). Sebagaimana budaya yang berlaku di Sulawesi Selatan, calon mempelai pria harus memberikan mahar kepada calon mempelai wanita. Uang mahar ini pun ditentukan oleh pihak keluarga wanita.
Kesepakatan awal, pihak mempelai pria memberikan mahar senilai Rp 5 juta. Ini pun disanggupi oleh keluarga Burhanuddin. Namun, belakangan, uang mahar tersebut dianggap kurang dan keluarga Rezki kemudian menaikkan mahar menjadi Rp 8 juta. Dengan berbagai negosiasi, akhirnya disepakatilah menjadi Rp 8 juta.
Melalui Sire (56), yang merupakan paman calon mempelai pria, uang tersebut dibawa ke rumah calon mempelai wanita. Namun, tiba-tiba kesepakatan berubah. Pihak keluarga Rezki kembali menaikkan uang mahar menjadi Rp 15 juta. Akibatnya, adu mulut antara Sire dan keluarga Rezki tak dapat terhindarkan dan berujung pada penganiayaan terhadap Sire.
"Awalnya sudah disepakati Rp 8 juta, tapi tiba-tiba dia naikkan jadi 15 juta," tutur Sire.
Sementara pelaku yang diketahui bernama Hammade (30), yang merupakan kakak Rezki, langsung kabur setelah polisi mendatangi kediamannya. Korban sendiri kemudian dibawa ke Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) setempat untuk memberikan laporan secara resmi.
"Korban sudah dirawat dan sementara diambil laporannya. Adapun pelaku sudah kami kantongi identitasnya. Hanya, ia tadi sudah melarikan diri saat akan ditangkap," kata Kompol Ali Syahban, Kapolsek Taneteriattang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.