Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikira Nama Fiktif, "Pocong" Dicoret dari DPT

Kompas.com - 30/10/2013, 14:43 WIB

SINGKAWANG, KOMPAS.com — Komisi Pemilihan Umum (KPU) sempat mencoret nama seorang warga Kota Singkawang dari daftar pemilih tetap (DPT) lantaran pria itu bernama "Pocong".

Si pemilik nama, Pocong, mengaku tidak mempersoalkan ketika banyak orang menggunjingkan namanya. Pocong sebenarnya bukan nama tunggal. Sebagaimana warga keturunan Tionghoa, dia juga punya nama marga.

Menurut Pocong, dia bermarga Chai. "Tahun 2009, waktu kita mengurus identitas diri, marganya dihapus. Saat itu, kata orang Capil (Disdukcapil) ada aturannya," papar Subroto, Ketua RT 3 RW 1 Pangkalan Batu, Kelurahan Sagatani, Singkawang Selatan, Kota Singkawang, yang dihubungi Tribunpontianak.co.id, Rabu (30/10/2013).

Pocong, yang dimintai tanggapan, tak mempersoalkan hal tersebut. Selama ini, ia juga tak punya masalah mengenai namanya. "Tak pernah ada yang nanya. Biasa saja," bebernya.

Pocong tinggal di pelosok, jauh dari pusat kota. Rumahnya merupakan rumah tersendiri di bukit yang terletak di Pangkalan Batu, Sagatani, Singkawang Selatan. Dari jalan utama Sagatani, perjalanan ke rumah Pocong dilanjutkan melewati jalan tanah kuning, masuk sekitar 7 kilometer.

Setelah itu, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju kaki bukit. Sekitar 3 kilometer kemudian, barulah ada rumah dengan lantai dan dinding papan, tempat tinggal Pocong selama ini.

Sebelumnya, KPU mengaku diprotes oleh KPU Singkawang karena mencoret pemilih bernama "Pocong". Nama itu memang terkesan mengada-ada.

"Ada yang namanya 'Pocong' di Kabupaten Singkawang. Ketika namanya dihapus, KPU Singkawang protes dan ternyata nama dan KK-nya dikirim," ujar Ketua KPU Husni Kamil Manik dalam diskusi berjudul "Pemilu 2014 dan Masa Depan Kualitas Demokrasi di Indonesia", di Jakarta, Senin (28/10/2013).

Menurut Husni, ternyata KPU Singkawang menyertakan foto orangnya, lengkap dengan foto anggota KPU Kabupaten Singkawang. Ia berharap, kalau memang ada temuan nama-nama yang mengada-ngada, bukti harus ditunjukkan dan tidak hanya berdasar pada asumsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com