Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalah Sidang, Sejumlah Warga Mengamuk di Kantor PN Sumenep

Kompas.com - 29/10/2013, 19:41 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

SUMENEP, KOMPAS.com - Merasa diperlakukan tidak adil oleh majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Sumenep dalam sidang sengketa lahan seluas 15.000 meter persegi, Husin Satriawan, selaku tergugat, mengamuk di ruang sidang, Selasa (29/10/2013). Majelis hakim memenangkan penggugat Dihya Suyuti dalam perkara ini.

Tergugat Husin menilai putusan majelis hakim yang diketuai Eni Sri Rahayu lemah dan tidak memiliki dasar yang kuat secara hukum. Tergugat mengklaim memiliki bukti kepemilikan tanah sengketa dari hasil pemberian raja Sumenep berupa leter C yang dikeluarkan oleh Desa Pamolokan, Kecamatan Kota Sumenep.

"Hakim membuat keputusan yang salah. Bukti yang diajukan penggugat hanya berdasarkan cerita sesepuhnya kalau tanah itu miliknya dan tidak punya bukti tertulis seperti yang saya kantongi," ungkap Husin Satriawan penuh amarah.

Setelah putusan majelis hakim dibacakan dengan memenangkan penggugat, belasan anggota keluarga tergugat tiba-tiba langsung mengamuk di dalam ruang persidangan. Setumpuk berkas yang ada di depan majelis hakim dilemparkan hingga berhamburan. Namun ketua majelis hakim langsung keluar dengan pengamanan polisi.

Tidak cukup di situ, kekesalan keluarga tergugat dilanjutkan dengan menggedor pintu ruang kerja ketua majelis hakim dan berusaha masuk ke dalam. Namun karena pintu terkunci dari dalam, warga tidak bisa masuk. Tak ada satupun staf dan karyawan yang berani menenangkan keluarga tergugat. Hanya polisi yang berani berhadapan dengan mereka.

"Keputusan ini tidak adil. Kami akan laporkan kasus ini kepada Presiden dan Komnas HAM agar hakimnya dipecat," ungkap Husin.

Kepala Desa Pamolokan, Rahmad Riadi yang turut hadir dalam pembacaan putusan mengaku kecewa. Menurut Rahmad, tanah sudah jelas milik Husin berdasarkan leter C. Namun majelis hakim tidak mengakui bukti itu. Justru yang tidak memegang bukti malah dimenangkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com