Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ITB: Korban Kekejaman Geng Motor, Putra Perwira TNI AL

Kompas.com - 22/10/2013, 17:41 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com
 — Institut Teknologi Bandung (ITB) meminta Polrestabes Bandung segera menangkap dan mengungkap pelaku perampokan disertai penganiayaan yang menimpa mahasiswa Fakultas Teknik Geofisika ITB, Julius Tmothy, pada 7 Oktober 2013 lalu. Diduga, aksi kejahatan tersebut dilakukan oleh salah satu kelompok geng motor yang ada di Kota Bandung.

Wakil Rektor Bidang Komunikasi, Kemitraan, dan Alumni ITB Hasanuddin Abidin menyatakan, jika kasus perampokan disertai penganiayaan yang terjadi di sekitar taman makam pahlawan Cikutra itu tidak segera diungkap, dikhawatirkan kejadian itu akan menimpa mahasiswa ITB dan juga masyarakat Kota Bandung lainnya.

“Premanisme geng motor sudah mulai meresahkan masyarakat. Kelihatannya tambah lama tambah banyak. Penyakit masyarakat ini jangan sampai malah jadi kebanggaan,” kata Hasanuddin saat konferensi pers di Gedung Rektorat ITB di Jalan Taman Sari, Kota Bandung, Selasa (22/10/2013).

Lebih lanjut Hasanuddin menambahkan, dirinya juga khawatir ada reaksi berlebih dari pihak keluarga Julius jika polisi tidak mampu mengungkap kasus tersebut. Pasalnya, Julius merupakan anak dari salah satu perwira di TNI AL. “Takutnya tidak sabar bapaknya,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB Kadarsyah Suryadi berharap, kasus perampokan disertai penganiayaan yang diduga dilakukan oleh anggota geng motor itu cukup menimpa Julius saja.

“Kejadian ini tidak hanya menganggu ITB saja, tapi juga publik. Bisa menimpa siapa saja kapanpun tanpa pandang bulu. Harapan kami, ini yang terakhir. Mudahan-mudahan anak-anak ini (geng motor) bisa disadarkan,” tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, Julius Timothy, salah satu mahasiswa ITB, menjadi korban perampokan disertai penganiayaan kelompok yang diduga sebagai salah satu geng motor di Kota Bandung pada 7 Oktober 2013 lalu. Kejadian itu tidak hanya membawa pilu keluarga Julius, tetapi juga sivitas akademika ITB.

"Kita harapkan polisi aware terhadap hal ini. Kalau tidak ada tindakan keras dari polisi, nantinya (perampokan dan penganiayaan) oleh geng motor dianggap biasa saja," kata Hasanuddin Abidin, Wakil Rektor Bidang Komunikasi, Kemitraan, dan Alumni ITB pada konferensi pers di Gedung Rektorat ITB, Jalan Taman Sari, Kota Bandung, Selasa.

Kronologi kejadian

Lebih lanjut pihak ITB menceritakan kronologi perampokan sepeda motor disertai penganiayaan oleh kelompok yang diduga anggota salah satu geng motor di Bandung terhadap Julius. Pada 7 Oktober sekitar pukul 01.40 WIB, Julius bermaksud mengantarkan salah satu teman kuliah pulang di daerah Cicaheum.

Setelah mengantarkan sahabatnya itu, Julius mampir sebentar untuk makan di sebuah warung di sekitar Taman Makam Pahlawan Cikutra. Seusai makan, Julius bermaksud langsung pulang ke rumah indekosnya di daerah Ciheulang. Tak begitu jauh dari warung makan, Julius dicegat oleh dua sepeda motor yang masing-masing ditumpangi dua pemuda. Mereka meminta Julius menyerahkan sepeda motor Honda CBR miliknya. "Ternyata pada saat makan, motor Julius sudah diincar," ujar Hasanuddin.

Julius tak mudah menyerah. Ia melawan empat pemuda tersebut dengan tangan kosong karena pernah belajar beladiri ketika SMA. Empat pemuda tersebut kalah di tangan Julius.

Namun tiba-tiba, muncul delapan orang bersenjatakan golok dan linggis yang menaiki empat sepeda motor menghampiri dan mengeroyok Julius. Kali ini, Julius tidak bisa melawan, tubuhnya jadi bulan-bulanan para pemuda geng motor.

"Julius mendapat empat tikaman di kepala, satu tikaman di leher, satu tikaman di tangan, dan satu tikaman di punggung," bebernya.

Setiap tikaman, lanjut Hasanuddin, dalamnya bisa mencapai 5 sentimeter. Selain itu, Julius juga mengalami cedera tendon putus dan tulang lengan bawah terkikis akibat menangkis bacokan golok yang ditujukan ke kepalanya.

Setelah dianiaya, Julius kemudian dilempar oleh para pelaku ke sebuah parit di depan Taman Makam Pahlawan Cikutra. Beruntung nyawa Julius masih bisa diselamatkan. Ia langsung mendapat perawatan di Rumah Sakit Boromeus Bandung sebelum akhirnya dipindahkan oleh ayahnya yang merupakan salah satu perwira TNI AL ke RS TNI AL Mintoharjo, Jakarta. Meski sudah berangsur pulih, Julius masih mengalami trauma mendalam. "Julius sudah mulai kuliah Senin kemarin," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com