Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk Lokasi "Panggih", Semua Keris Diikat Pita

Kompas.com - 22/10/2013, 14:30 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Keris merupakan salah satu kelengkapan "ageman jangkep" busana tradisional Jawa. Termasuk yang dikenakan kerabat, abdi dalem dan sejumlah tamu undangan pernikahan putri keempat Sri Sultan Hamengkubuwono X di Keraton Yogyakarta, Selasa (22/10/2013).

Khusus pada acara panggih pernikahan GKR Hayu dengan KPH Notonegoro, semua keris yang dikenakan, baik abdi dalem, kerabat, maupun tamu undangan, harus diikat dengan tali pita. Peraturan itu diberlakukan dengan alasan keamanan Presiden dan Wakil Presiden, serta tamu undangan lainnya.

Penanggung jawab pengamanan Keraton Ngayogyakarta Rupatala, mengatakan berdasarkan rapat dua minggu lalu diputuskan bahwa semua tetap boleh mengenakan keris asal keris tersebut diikat dengan pita.

"Jadi warangka dengan wadahnya harus diikat ketika masuk ke area prosesi. Semua sudah diberitahu, jadi tidak ada masalah," jelasnya, Selasa (22/10/2013).

Pengikatan warangka keris dengan sarungya dilakukan ketika akan melewati alat metal detector yang dipasang di gerbang Bangsal Kesatriyan. Setiap abdi dalem, kerabat maupun tamu undangan satu-persatu menyerahkan keris yang dipakai, lalu anggota pengamanan presiden mengikat warangka dan sarung dengan tali pita," paparnya.

"Tindakan ini sebagai prosedur pengamanan sebab turut hadir dalam acara prosesi panggih, Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu Negara Ani Yudhoyono, dan beberapa pejabat teras negara," lanjutnya.

Sementara itu Ketua Panitia Pernikahan GKR Hayu dengan KPH Notonegoro, KRT Yudhaningrat menjelaskan memang di security door keris yang dibawa akan diikat dengan pita agar tidak bisa dicabut. Tidak hanya tamu dan kerabat namun seluruh abdi dalem yang ada di keraton kerisnya juga diikat dengan pita.

"Ini agar keris tidak dicabut dan digunakan untuk hal-hal yang sifatnya menganggu keamanan," Yudhaningrat menjelaskan.

Selain itu, semua kado pernikahan yang dibawa para tamu undangan untuk KPH Notonegoro dan GKR Hayu juga dicek dengan metal detector terlebih dulu. " Memastikan saja, kado tidak berisi bom," pungkas Yudhoningrat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com