Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemarau, Warga di Manokwari Konsumsi Air Campur Garam

Kompas.com - 21/10/2013, 20:33 WIB
Kontributor Kompas TV, Budy Setiawan

Penulis


MANOKWARI, KOMPAS.com - Kekeringan yang terjadi di Kabupaten Manokwari dan sekitarnya yang terjadi sejak beberapa hari terakhir, mengakibatkan sumur milik warga di Kelurahan Amban, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, Papua Barat kering. Akibatnya warga mengalami krisis air bersih.

Apalagi kondisi tersebut diperparah dengan tidak mengalirnya air milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Untuk menyiasati kekurangan air, warga pun akhirnya menggunakan sumber air dari Kali Pami, di Distrik Manokwari Utara, untuk keperluan sehari-harinya. Namun untuk menjangkau sumber air tersebut, warga pun harus berjalan sejauh 2 kilometer.

Salah satu, warga Amban, Petrus Kambuaya mengatakan, kekurangan air bersih yang dirasakan oleh warga di Kelurahan Amban, sering kali terjadi hampir setiap tahunnya. Kekurangan air bersih ini membuat warga harus berjalan kaki sepanjang 2 kilometer untuk mendapatkan air. Namun yang didapat juga tidak layak untuk dikonsumsi, karena air di Kali Pami bercampur dengan garam.

“Kekurangan air bersih ini memang cukup menyusahkan warga, akibat sumur menjadi kering dan diperparah dengan tidak mengalirnya air milik PDAM,” katanya kepada Kompas.com, Senin (21/10/2013) di Manokwari.

Kambuaya menambahkan, kekurangan air yang hampir terjadi setiap tahunnya ini, belum ditanggapi serius oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari, dalam hal ini PDAM, yang tidak segera memperbaiki saluran airnya. Apalagi, pemerintah sendiri tidak membantu warganya yang mengalami kirisis air bersih dengan menyuplai air dari mobil tangki.

“Hal ini bukan baru, Kelurahan Amban selalu kekeringan, tapi pemda seakan menutup mata dan telinga, padahal jika ada bantuan air bersih warga tidak perlu harus mengonsumsi air bercampur garam yang ada di Kali Pami,” kata Kambuaya yang juga merupakan mahasiswa Kehutanan Universitas Negeri Papua (Unipa) ini.

Sementara warga lainnya, Markus Mandacan menilai, aliran PDAM adalah solusi yang baik untuk mengatasi kekeringan di wilayah Amban ini. Namun justru saat dibutuhkan, pelayanan PDAM tidak maksimal.

“Bagaimana warga tidak kekurangan air bersih, sumur sudah kering, sedangkan PDAM hanya mengaliri Kelurahan Amban satu minggu sekali. Bahkan kadang satu bulan penuh tidak jalan sama sekali. Sehingga kami inginkan pemerintah daerah harus segera mencari solusi untuk mengatasi kekurangan air bersih warganya,” harap Markus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com