Penjemputan pihak Keraton diwakili oleh Raden Tumenggung H Jatiningrat dan KRT Yudhoningrat. Sekira pukul 09.00 Wib, KGPH Hadiwinoto memerintahkan abdi dalem Bupati Nayaka Pengageng II, KRT H Jatiningrat serta KRT Yudahadiningrat, diminta menjemput calon mempelai laki-laki beserta orangtuanya dan yang mengikutinya.
Menggunakan dua kereta dan dikawal sejumlah pasukan berkuda beserta para abdi dalem, KRT H Jatiningrat serta KRT Yudahadiningrat menuju Dalem Mangkubumen untuk menjemput mempelai laki-laki.
Sebelum masuk ke dalam Bangsal Kasatriyan, di Gadri Kasatriyan, utusan dalem yakni KRT H Jatiningrat serta KRT Yudahadiningrat melapor kepada KGPH Hadiwinoto bahwa telah membawa calon mempelai laki-laki dan keluarganya untuk "nyantri" (menghadap dan mengenal keluarga keraton).
Prof Djoko Suryo, yang adalah guru besar sejarah di Universitas Gadjah Mada mengatakan, serangkaian prosesi nyantri itu merupakan tradisi yang sudah ada di keraton sejak dulu.
Setiap acara pernikahan putra putri raja, prosesi ini pasti dilakukan. Makna dari prosesi "nyantri" yakni agar calon mempelai laki-laki bisa beradaptasi dengan lingkungan keraton yang nantinya menjadi bagian dari keluarga keraton.
"Prosesi ini bukan sekadar menjaga tradisi budaya Keraton. Namun menjadi salah satu karakter dan ke khasan yang dimiliki oleh Keraton," ujar Djoko di sela-sela prosesi "nyantri".
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.