Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Acara Pra-silatda PBB Jember Ricuh

Kompas.com - 20/10/2013, 15:20 WIB
Kontributor Jember, Ahmad Winarno

Penulis


JEMBER, KOMPAS.com - Acara pra-silaturahmi daerah (Prasilatda) Dewan Pimpinan Cabang Partai Bulan Bintang (DPC PBB) Jember, Jawa Timur, yang digelar di aula Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulamaa (PCNU) Jember, diakhiri kericuhan, Minggu (20/10/13).

Awalnya acara tersebut berjalan seperti biasa, namun menjelang acara usai, sejumlah pengurus Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jember, mendatangi lokasi dan memaksa agar acara tersebut dihentikan.

“Ini kantor NU bukan kantor partai politik, tolong segera dihentikan,” ujar Ketua GP Ansor Jember, Ayub Junaidi. Pengurus GP Ansor Jember, langsung merangsek masuk ke aula tempat acara DPC PBB berlangsung.

Sempat terjadi aksi dorong antara pengurus Ansor dengan peserta prasilatda, bahkan mereka nyaris terlibat baku hantam. “Kalau tidak segera dihentikan, kami pastikan acara ini akan kami bubarkan secara paksa,” kata Komandan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Agus Lutfhi.

Menurut Ayub Junaidi, pada Minggu siang dia dihubungi salah satu pengurus Syuriah NU, untuk segera mengamankan kantor PCNU Jember dari kegiatan salah satu partai politik. “Saya sebagai Ketua Ansor, yang notabene anak kandung NU wajib mengamankan kantor NU dari kegiatan partai politik,” terang dia.

Dia juga menyayangkan kegiatan salah satu partai politik diselenggarakan di kantor PCNU. “Apalagi mereka tidak memiliki izin. Surat izin yang mereka kantongi palsu, sebab tanda tangan Ketua Tanfidz PCNU Jember di-scan” ungkapnya.

Sementara Ketua DPC PBB Jember, Ahmadi Wijaya membantah tudingan tidak memiliki izin dari pengurus NU Jember. “Kalau kami tidak memiliki izin, tentu kami tidak akan berani mengadakan acara di kantor ini. Kami dapat persetujuan lima hari sebelum acara” ujarnya.

Achmadi menambahkan, acara pra-silatda sebenarnya sudah selesai dan tidak ada pembubaran secara paksa.  “Acara kami sudah selesai, persoalan ada protes dari luar itu biasa. Inilah bagian demokrasi,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com