Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Dilempar dari Mobil, Pelaku Sakit Jiwa

Kompas.com - 18/10/2013, 07:24 WIB
Firmansyah,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com — Asyifah, bayi 1,5 tahun di Bengkulu yang dilempar pamannya, Dwi Kurnia, tampak masih mengantuk. Dia baru bangun dari tidur dan digendong oleh ibunya, Yuli. Terlihat luka di bawah hidung, memar di kepala sebelah kanan, dan lebam di pipi sebelah kanan, serta beberapa luka gores pada bagian kaki.

Sesekali, Asyifah merengek meminta susu kepada ibunya. Yuli kepada Kompas.com mengatakan sangat terguncang dengan kejadian yang menimpa anaknya.

Meski demikian, Yuli mengaku lega karena dokter menyimpulkan, bocah mungil berambut keriting itu dalam keadaan sehat, tidak ada luka parah dan cidera serius.

Bahkan, setelah pembicaraan berlangsung sekian lama, Asyifah mulai terlihat antusias. Sesekali ia menyela pembicaraan dengan gaya bahasa bocah yang masih cadel dan menggemaskan.

"Syifah baru saja selesai diurut dan dicek dokter. Kata dokter, anak saya sehat saja, cuma luka ringan biasa saja, jadi saya agak tenang," kata Yuli, Kamis (18/10/2013) sore.

Syifa dirawat di Rumah Sakit Jiwa dan Ketergantungan Obat Provinsi Bengkulu, menemani pamannya, Dwi Kurnia (35), salah seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Puskesmas Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.

Dwi Kurnia dirawat di RSJKO setelah Kepala Polsek Karang Tinggi Ipda Indra Prameswara menyarankan agar ia dirawat karena melempar Asyifah dari mobil yang ia kemudikan dengan alasan Asyifah mengganggunya mengemudi.

Dia melempar Asyifah dari dalam mobil yang sedang melaju kencang pada Rabu, 16 Oktober 2013, sebelum kemudian Dwi ditangkap oleh polisi.

Tindakan Dwi Kurnia tersebut diketahui oleh Hamdan, salah seorang warga yang kebetulan berada di pinggir jalan, tepatnya di Jalan Lintas Bengkulu-Sumatera Selatan, di Kecamatan Karang Tinggi, Kabupaten Bengkulu Tengah.

"Saya terheran-heran kenapa anak kecil itu dibuang dari dalam mobil sementara mobil masih dalam keadaan melaju dengan kencang," kata Hamdan.

Seusai melemparkan keponakannya, Dwi tampak dihentikan polisi. Dwi lalu turun dari mobil, dan tanpa diduga membuka baju sambil menari-nari. Sejurus kemudian, Dwi lalu berusaha menghentikan laju kendaraan lain yang melintas di kawasan itu.

Di hadapan penyidik, Dwi mengakui bahwa ia kesal dan melempar Asyifah karena mengganggu pelaku saat mengemudi. "Tadi dari Curup dia tidur, sampai di Karang Tinggi dia bangun lalu mengganggu saya menyetir. Lalu saya kesal, saya buka pintu dan saya lempar dia keluar," kata Dwi.

Terkait kasus ini, Yuli mengatakan tidak akan menuntut Dwi, kakak kandungnya itu, karena menyadari kondisi tidak sehat dalam hal kejiwaan. "Biarkanlah kami selesaikan secara kekeluargaan saja, toh selama ini memang dia mengalami sedikit gangguan jiwa meski dia seorang PNS," tambah Yuli.

Yuli bahkan menambahkan, selama ini Dwi Kurnia memang sangat sayang terhadap Asyifah. Kerap kali Asyifah diajak oleh Dwi Kurnia berjalan-jalan keliling kota sambil mengendarai mobil, tetapi baru sekali ini dia bertingkah aneh dengan membuang Asyifah dari mobil.

Yuli mengaku Dwi Kurnia telah meminta maaf kepada Asyifah. "Tadi Abi (panggilan Dwi Kurnia untuk Asyifah) sudah minta maaf kepada Asyifah. Dia berjanji tidak akan melakukannya lagi," kata Yuli mengulangi kata Dwi.

Sementara itu, Dwi Kurnia yang dirawat di Ruang Rajawali sedang tertidur ketika dikunjungi.

Berita dibuangnya Asyifah di jalan raya menarik banyak simpati dari lapisan masyarakat dan para petinggi daerah seperti anggota DPRD. Malah, istri bupati menyatakan bersedia merawat Asyifah jika memang anak tersebut terbengkalai.

Pertemuan dengan keluarga Asyifah berakhir mengesankan. Ketika Kompas.com hendak pamit pulang, bocah mungil tersebut tampak memberikan kiss bye. Yuli lalu mengungkapkan harapan agar Asyifah lekas sembuh dan dapat bermain lagi seperti biasanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com