Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/10/2013, 12:41 WIB
Kontributor Surakarta, M Wismabrata

Penulis

SOLO, KOMPAS.com - Ratusan pendemo yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Penabung Surakarta berang setelah mengetahui anggota tim pengawas kasus Century DPR RI masuk dari pintu barat Pengadilan Negeri Surakarta, Kamis (17/10/2013).

Massa yang merasa kecolongan karena sudah memblokir pintu gerbang gedung pengadilan sejak pagi lalu berusaha masuk ke dalam pengadilan. Namun, penjagaan ketat dari aparat menggagalkan niat mereka.

Akhirnya, beberapa pendemo diperbolehkan masuk sebagai perwakilan. Suasana menjadi panas saat mengetahui rapat anggota timwas dan pengadilan pun dilakukan secara tertutup.

Perwakilan pendemo yang mencium ketidakberesan dalam rapat tersebut melancarkan protes dengan berteriak teriak memanggil anggota DPR RI, salah satunya Fahri Hamzah dari fraksi PKS.

"Ayo keluar pejabat publik kok ngapusi (berbohong)," teriak salah satu pendemo.

Perdebatan sengit sempat terjadi antara aparat kepolisian dan pendemo yang berteriak teriak. Polisi bahkan sempat mengancam akan mengamankan pendemo apabila masih menganggu jalannya rapat.

"Silahkan saja saya ditangkap, mosok teriak teriak saja mau ditangkap," hardik Angga salah satu pendemo kepada Kasat Intel Polres Surakarta.

Sementara itu, menurut Fahri Hamzah, rapat dilakukan tertutup karena memang rapat dengan pengadilan harus tertutup. "Ya kalau DPR rapat dengan PN itu buka rapat terbuka tapi tertutup, kita menghormati kesucian dari data data yang dimiliki oleh pengadilan. Kalau rapat dengan KPK dan lain lain boleh kalau terbuka," kata Fahri kepada wartawan.

Seperti diberitakan sebelumnya, sudah dua hari ini massa pendemo menggelar aksi menolak kedatangan anggota timwas Century ke PN Surakarta. Mereka menilai kedatangan anggota timwas akan mengintervensi proses hukum kasus Century.

Massa bahkan nekat melakukan sweeping terhadap kendaraan yang akan masuk ke PN sejak kemarin. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com