”Setiap Idul Adha, kami selalu menyembelih kerbau, bukan sapi. Kami melanggengkan tradisi itu karena peninggalan Sunan Kudus,” kata anggota staf Dokumentasi dan Sejarah Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus (YM3SK), Denny Nurhakim, Selasa (15/10).
Biasanya, tradisi kurban itu digelar dua hari setelah Idul Adha, tahun ini jatuh pada Kamis (17/10/2013). Yayasan akan menyembelih 11 kerbau dan 22 kambing yang dagingnya akan dibagikan kepada lebih kurang 5.000 orang miskin, apa pun agamanya.
Mengapa tidak menyembelih sapi? Tradisi itu bermula dari ajaran Sunan Kudus atau Djakfar Sodiq, salah satu Wali Songo yang pernah jadi panglima perang Kerajaan Demak di zaman pemerintahan Sultan Patah.
Sunan Kudus berkarya di Kudus setelah mendapat tanah perdikan dari Sultan Patah bernama Desa Tajug. Pada waktu itu atau sekitar abad ke-15, Tajug merupakan desa dengan sebagian besar penduduknya menganut agama Hindu.
Sunan Kudus mengembangkan Tajug layaknya kota Al- Quds di Filistin. Di zaman khalifah Umar bin Khatthab, Al-Quds jadi kekuatan Islam setelah Mekkah dan Madinah.
Umar mampu mengislamkan kota itu dengan penuh kedamaian tanpa pengusiran dan pembunuhan musuh. Tak ada darah lawan yang ditumpahkan, dan tidak ada gereja atau sinagoga yang dihancurkan. Umar memberikan kebebasan kepada penduduknya untuk memeluk keyakinannya yang lama sehingga mereka hidup berdampingan.
Di Tajug, Sunan Kudus memilih menyebarkan agama Islam melalui pendekatan budaya. Dia melakukan syiar Islam tidak dengan jalan pedang, perang, dan paksaan, tetapi menggunakan strategi kebudayaan. Misalnya, untuk menghormati pemeluk agama Hindu, Sunan Kudus melarang pengikutnya menyembelih sapi karena bagi umat Hindu sapi adalah binatang yang disucikan.
Tradisi memudar
Tak heran jika Sunan Kudus memilih nama Al-Quds sebagai pengganti Dusun Tajug. Al-Quds kemudian lebih dikenal dengan Kudus. Novelis dan kartunis Nassirun Purwokartun dalam novel sejarahnya, Penangsang, Tembang Rindu Dendam, melukiskan penciptaan keberagaman Dusun Tajug dengan apik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.