Ia menjelaskan, sebelumnya Pemkab Kutim telah memiliki kebijakan untuk memberangkatkan tokoh masyarakat dalam perjalanan rohani secara rutin setiap tahunnya. Polanya, tokoh umat Islam diberangkatkan haji dan umrah, kalangan Kristiani diberangkatkan ke Jerusalem, kalangan Katolik diberangkatkan ke Vatikan, dan umat yang lain ke India.
"Namun, saat ini pemerintah pusat tidak mengizinkan lagi pola tersebut. Sebenarnya saya merintih karena pola apresiasi ini tidak bisa berjalan lagi. Tolong doakan saya bisa memiliki kewenangan, kekuatan, dan kemampuan yang lebih untuk berbuat bagi seluruh bangsa Indonesia," katanya.
Sementara itu, Pendeta Dr Yerry Tawalujan, yang mewakili Dewan Gereja Pusat, sebagai Ketua I Bidang Masyarakat Persatuan Gereja Injili Indonesia, menyambut baik langkah Pemkab Kutim membangun Christian Center.
"Kami menilai Kutai Timur merupakan miniatur Indonesia dalam konteks toleransi. Terima kasih atas dukungan dari Bupati dan jajarannya. Semoga bupati-bupati dan gubernur yang lain bisa mengikuti apa yang dicanangkan Bupati Kutim," katanya.
Pendeta Yerry menilai peresmian gedung tersebut merupakan momentum yang harus dimanfaatkan dengan maksimal. "Semua elemen berhak untuk menggunakannya," katanya.
Dirinya pun berharap Bupati Kutim bisa mewakili Indonesia dalam menyampaikan kabar baik ke dunia bahwa warga Indonesia bisa menjalani kehidupan yang rukun, damai, dan sejahtera.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.