Awalnya, warga yang datang berobat disambut tulisan di depan pintu UGD, yang berbunyi “maaf untuk sementara UGD ditutup karena kahabisan bahan”. Tak terima alasan tersebut, warga melampiaskan kekecewaan dengan cara mengobrak-abrik fasilitas RS.
Hatia, seorang ibu rumah tangga ini sudah tiga hari bolak balik ke rumah sakit dengan harapan anaknya bisa dirawat dokter. Namun dia tak kunjung mendapatkan apa yang diharapkan. Khawatir dengan kondisi anaknya dia terpaksa merujuknya ke RS di Palu yang berjarak sekitar lima jam perjalanan dari Mamuju utara.
Sementara, sejumlah ibu lain yang membawa serta balita ke RS pun harus menelan rasa kecewa karena tak bisa mendapatkan perawatan dokter. Bahkan, ada pasien yang tangannya membengkak, dan tak ada dokter yang melayani, terpaksa encabut paksa jarum infus yang sedang tertancap di tangannya.
Penutupan pelayanan UGD ini ternyata terjadi sejak Sabtu lalu. “Rumah sakit apa ini, tidak masuk akal hanya karena alasan tidak ada bahan. Pelayanan dihentikan seenaknya oleh petugas rumah sakit. Saya benar-benar kecewa dan tidak terima,” ujar Purali, salah seorang keluarga pasien.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.