Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersangka Korupsi yang Istimewa dari Riau

Kompas.com - 11/10/2013, 21:11 WIB

"Ini menunjukkan bukti keseriusan KPK untuk mengungkap kasus korupsi bidang kehutanan, sekaligus membuka kembali 14 perusahaan perkayuan yang pada tahun 2008 di-SP3 oleh Polda Riau," ujar aktivis Walhi Riau, Hariansyah Usman.

RZ disambut meriah

Tokoh budayawan Riau, Tenas Effendy, sengaja menyambut kedatangan RZ di Rutan Kelas II B Pekanbaru dan sempat bertemu dengan orang nomor satu Riau tersebut di sebuah ruangan khusus.

"Saya sengaja datang ke sini ingin melihat kondisinya. Saya lihat dia bisa mengendalikan perasaannya, walau kita tidak tahu dalam hatinya. Tapi terlihat dari wajahnya dia terlihat tenang," katanya.

Padahal sebelumnya, para petinggi Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau dan para pejabat di lingkungan Pemprov Riau telah bersiap menyambut kedatangan tersangka korupsi dengan memegang gelar Datuk Setia Amanah di VIP Lancang Kuning, Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.

Di antara petinggi LAM Riau itu adalah Tenas Effendy dan Al Azhar yang mengenakan baju Melayu. Pejabat yang hadir dimulai dari Sekdaprov Riau Zaini Ismail, kepala badan, hingga kepala biro.

Terlihat juga anggota Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI dan Polri (FKPPI), ibu-ibu yang diduga PNS di lingkungan Pemprov Riau, Satpol PP, serta aparat kepolisian dari Brimob Polda Riau dan Polres Pekanbaru.

Puluhan mobil dari bebagai merek terlihat berbaris di sekitar VIP Lancang Kuning, Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.

Bahkan ketika istri pertama gubernur Riau, Septina Primawati Rusli serta kuasa hukum RZ, Eva Nora SH, menaiki mobil dari VIP Lancang Kuning, telihat "tepung tawar" dilakukan ibu-ibu ketika mobil Septina mulai melaju.

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Maksud hati hendak memeluk gunung, tapi apa daya tangan tak sampai.

Peribahasa itulah yang mungkin tepat dilayangkan karena orang yang ditunggu-tunggu tidak juga tiba di VIP Lancang Kuning. KPK justru membawanya melalui jalur khusus ketika tiba di bandara.

"Pejabat Pemprov Riau kami minta untuk tidak memberi perlakuan istimewa kepada Rusli Zainal, apalagi sampai 'mendewakannya'. Seperti melakukan upaya penyambutan saat tiba di Pekanbaru," ujar tokoh muda Riau, Eddy Akhmad RM.

Apabila perlakuan istimewa tetap diberlakukan, lanjut Eddy, yang juga seorang seniman di Riau, berarti telah mencederai hati masyarakat "Bumi Lancang Kuning".

Saat RZ ditahan KPK di Rumah Tahanan Cipinang, Jakarta, dan tidak membuat pengaruh pada kekuasaan karena keberadaan RZ begitu diagung-agungkan oleh seluruh pejabat lingkungan Pemprov Riau.

Sejumlah pejabat Riau berbondong-bondong ke penjara dengan berbagai macam keperluan seperti menjalankan roda pemerintahan Riau atau sekadar membesuk "sang atasan" agar dibilang loyal, meski berstatus tersangka koruptor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com