Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Tangkuban Parahu Diminta Aktif Melapor

Kompas.com - 09/10/2013, 20:19 WIB
Cornelius Helmy Herlambang

Penulis


BANDUNG BARAT, KOMPAS.com — Pengamatan aktivitas Gunung Tangkubanparahu membutuhkan peran serta masyarakat. Peran aktif masyarakat dapat membuat pengamatan aktivitas gunung api lebih komprehensif.

Status gunung api Tangkubanparahu di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang masih ditetapkan Waspada. Sejak 5 Oktober hingga 9 Oktober 2013 terjadi 11 kali letusan freatik melontarkan debu vulkanik yang jatuh dalam radius 500 meter.

Dengan lama letusan 2,2 menit-16 menit, tercatat tinggi kolom asap antara 300 meter dan 1.000 meter dari dasar Kawah Ratu, kawah utama Tangkubanparahu.

Tidak seperti hari sebelumnya, hingga Rabu (9/10/2013) pukul 11.30 belum ada letusan freatik dilontarkan Tangkubanparahu. Letusan terakhir kemarin, pukul 22.49 selama 7 menit.

Petugas Pengamat Pos Gunung Api Tangkubanparahu Ilham Mardikayanta mengatakan, pihaknya sangat mengharapkan laporan masyarakat terkait dengan aktivitas Tangkubanparahu.

Hasil laporan masyarakat diyakini dapat memudahkan pengumpulan data Gunung Tangkubanparahu yang hingga kini masih terus dilakukan.

”Masyarakat bisa melaporkan sebaran debu yang mungkin jatuh di sekitar permukiman. Namun, sejauh ini belum ada laporan itu. Semburan debu hasil letusan freatik masih turun di dalam dinding Kawah Ratu,” kata Ilham.

Ilham juga berharap kemandirian mitigasi bencana terus dilakukan warga. Salah satu kemandirian positif itu diperlihatkan warga Kecamatan Ciater. Warga di empat desa yang berjarak 8 kilometer dari puncak gunung mulai rutin melakukan siskamling guna meredam kepanikan warga.

Rajin mengamati

Mereka rajin melakukan pengamatan visual dan memberikan data terbaru dari pengamatan di Pos Pengamat Gunung Api Tangkubanparahu.

”Sikap tenang masyarakat ini bisa jadi modal utama dalam mitigasi bencana menghadapi kemungkinan ancaman terburuk,” kata Ilham.

Kepala Tim Tanggap Darurat Letusan Gunung Tangkubanparahu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Hetty Tri Astuti menyatakan sangat terbuka dengan pertanyaan dari masyarakat tentang kondisi terakhir Tangkubanparahu.

Hal itu harus dilakukan masyarakat agar segala jenis penelitian teranyar tentang Tangkubanparahu dapat terus disampaikan.

Sementara itu, Staf Ahli Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Surono kembali mengharapkan semua kalangan tetap berpegangan dengan rekomendasi yang dilakukan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Badan Geologi.

Selama rekomendasi sudah dikeluarkan, tanggung jawab terbesar mutlak dimiliki semua orang. Jika pelanggaran terjadi, tidak ada yang dapat menjamin segala kerugian jiwa atau materi yang timbul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com