Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Bebas dari Orangtua, 2 Remaja Dijual ke Papua

Kompas.com - 09/10/2013, 17:52 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis


MANADO, KOMPAS.com - Usia mereka masih sangat muda. Tetapi secara fisik korban trafficking (perdagangan manusia) ini sudah terlihat dewasa. FK yang masih berusia 15 tahun serta TW berusia 14 tahun mengakui bahwa keduanya sudah tidak bersekolah.

"Saya terakhir duduk di kelas dua SMP. Saya tidak menyukai keluarga saya. Papa dan kakak saya sering memukuli saya," ujar FK sambil berlinangan air mata, saat ditemui di Polres Tikala, Manado, Rabu (9/10/2013).

Karena merasa tidak diperhatikan keluarga, anak kelima dari enam bersaudara ini lalu menjalani kehidupan bebas. Dia mengaku sering tidak pulang. Dia memilih menginap di kamar kos temannya.

"Saya lalu kenal Nia yang menawarkan kami kerja di Papua. Sebenarnya saya tidak mau, karena orangtua saya keluarga yang cukup mampu," ujar FK.

Oleh Nia yang masih berusia 13 tahun itu, mereka lalu dikenalkan dengan seorang pria berinisial HD. Oleh kelihaian HD-lah lalu anak-anak di bawah umur ini kemudian terbujuk dan tergiur untuk kerja di Jayapura.

"Kami disediakan uang tiket dan semuanya dibiayai. Di sana kami dijanjikan untuk dipekerjakan di sebuah tempat. Tetapi ternyata itu merupakan sebuah kafe," ujar TW.

TW mengakui bekerja di Jayapura memang menggiurkan. Baru dua hari dia kerja sudah bisa beli ponsel baru. Walau tidak mengakui secara detail pekerjaan mereka di kafe tersebut, baik TW maupun FK menuturkan bahwa pendapatan mereka cukup besar.

Saat ditanya apakah orangtua mereka tidak marah. TW berkata bahwa orangtua mereka tahu ketika mereka sudah berada di Jayapura. "Kami sekarang takut sekali kalau sampai orang tua kami datang di kantor polisi," kata TW.

Polisi menggerebek TW dan FK di sebuah kamar kos yang terdapat di Tikala, Manado, Rabu (9/10/2013) siang tadi. Turut dijemput polisi PR dan MDL yang menyewa kamar kos tersebut. PR dan MDL merupakan teman sekolah TW dan FK. Saat ini keduanya masih tercatat sebagai siswa kelas dua sebuah SMP Negeri di Manado.

Kapolsek Tikala, AKP Killion Landangkasiang mengatakan masih terus mengembangkan kasus ini. "Kami akan mencoba membongkar kasus ini, agar jaringan trafficking tersebut bisa terbongkar," ujar Killion.

Di Jayapura, TW dan FK dipekerjakan di sebuah kafe. Setelah sebulan bekerja, pemilik cafe mengembalikan keduanya ke Manado karena ketahuan masih dibawah umur. Saat kembali ke Manado, TW dan FK menginap di kost PR dan MDL. Saat ini keempat anak dibawah umur tersebut masih dalam pemeriksaan intensif polisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com