Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituntut 8 Tahun, Gadis Cantik Pembawa Sabu Ini Santai

Kompas.com - 07/10/2013, 22:14 WIB

GRESIK, KOMPAS.com — Nita Ariani Sarani Wibowo (23), warga Jalan Blitar, Perumahan Gresik Kota Baru (GKB), Desa Yosowilangun, Kecamatan Gresik, yang dituntut hukuman penjara selama 8 tahun, terkesan tidak ada beban.

Gadis cantik pembawa sabu-sabu 333,4 gram dan 230 butir pil ekstasi itu, Senin (7/10/2013), kembali disidang di Pengadilan Negeri (PN) Gresik.

Dalam sidang dengan agenda pledoi, terdakwa Nita didampingi ibundanya dan pengacara, Yuliana Heryantiningsih. Nita hanya duduk mendengarkan keterangan meringankan penasihat hukumnya di depan majelis hakim yang diketuai Didik Totok dan anggota Sriti Hesti Astiti serta Mustajab.

"Terdakwa Nita nekat menyimpan obat-obatan terlarang karena frustrasi setelah putus cinta, kemudian mengenal Abdul Rochim dan difasilitasi cukup. Karena cinta Nita yang diminta Abdul Rochim dipenuhi. Selain itu, terdakwa masih muda dan bisa memperbaiki kelalaiannya. Oleh karena itu, kami mohon keringanan Bapak Hakim," kata Yuliana Heryantiningsih, dalam membacakan pledoi.

Seusai persidangan, Nita langsung dibawa ke ruang tahanan PN Gresik dengan kawalan polisi, dan diikuti ibundanya. Dalam beberapa menit di ruang tahanan PN Gresik, Nita ditemui ibundanya dan dua laki-laki yang mengaku kerabatnya.

Dari pantauan Surya Online, Nita tidak terlihat bersedih dan mengalami beban mental. Nita tampak ceria dan bersikap manja terhadap dua laki-laki yang mengaku saudaranya dengan meminta dibawakan oleh-oleh bakso.

"Mana baksoku," kata Nita dari dalam tahanan saat menyapa dua laki-laki yang baru masuk ruang tahanan PN Gresik dengan membawa bungkusan kresek warna hitam.

Beberapa saat Nita juga menelepon seseorang dari dalam tahanan PN Gresik. "Saya saudaranya," kata laki-laki berpostur pendek saat meninggalkan PN Gresik.

Ibunda Nita saat meninggalkan ruang tahanan PN Gresik juga enggan berkomentar. Wajah ibunda Nita juga tidak terlihat kusam dan kusut. Saat dimintai komentar terkait tuntutan JPU dengan hukuman 8 tahun, ibunda Nita mengatakan keberatan.

"Ya, berat Mas, delapan tahun kok. Maaf ya Mas, saya buru-buru akan kembali kerja," kata ibunda Nita sambil meninggalkan PN Gresik mengendarai Motor Yamaha Jupiter merah W 6746 GZ.

Diketahui, pekan kemarin, JPU Rimin menuntut wanita cantik ini dengan Pasal 112 Ayat 1 juncto Pasal 132 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika.

"Terdakwa terbukti telah melakukan tindak pidana tanpa hak memiliki narkotika golongan I," kata Rumini dalam dakwaannya.

Tertangkapnya Nita berawal saat Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Timur (BNNP Jatim) menggeledah rumah Nita pada 27 April 2013. Ditemukan sabu-sabu seberat 333,4 gram dan 230 butir pil ekstasi.

Penggerebekan tersebut hasil pengembangan dari tertangkapnya Iwan Hadi di Bandara Juanda, Surabaya. Yang mengherankan lagi, dalam tiga buku tabungan terdakwa di BNI, Bank Mandiri, dan BCA terdapat transaksi uang yang jumlahnya mencapai Rp 5 miliar lebih.

Pengakuan terdakwa, uang tersebut milik Abdul Rochim yang ada di tahanan Polres Madiun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com