Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seniman Ini Protes Kekerasan terhadap Sapi dengan Lukisan

Kompas.com - 07/10/2013, 17:54 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

PAMEKASAN, KOMPAS.com — Berbagai tentangan terhadap kekerasan dalam karapan sapi di Madura terus bermunculan. Kini, salah satunya datang dari seniman di Pamekasan yang melakukan protes tentang isu yang sama dalam bentuk lukisan.

Lukisan yang dipamerkan di Gedung Perpustakaan Daerah, Pamekasan, itu pun menjadi perhatian pengunjung.

Budi Haryanto, pemilik lukisan "Kerapan Sapi" itu, Senin (7/10/2013), menjelaskan, gambarnya itu merupakan manifestasi dari seni budaya karapan sapi yang asli, tanpa adanya unsur kekerasan di dalamnya.

Sepasang sapi dipacu oleh seorang joki, tanpa disertai dengan kekerasan seperti banyak dilakukan pangerap—pemilik sapi karapan—selama ini. "Karapan sapi saat ini sudah terpolarisasi dengan kekerasan. Makanya, kami melukis karapan sapi dengan hanya dicambuk ketika diadu di lintasan tanpa dilukai dengan paku untuk mempercepat laju sapi karapan," kata Budi.

Hadirnya lukisan itu, imbuh Budi, sebagai bentuk keresahannya atas fenomena budaya karapan sapi akhir-akhir ini. Di masyarakat, pertentangan karapan sapi sudah menuju kepada dua muara, yaitu pola kekerasan (rekeng) dan tanpa kekerasan (pakopak).

Demi tetap menjaga eksistensi dan kemurnian budaya karapan sapi, ekspresi itu hadir sebagai bentuk protes. "Lukis itu tidak hanya untuk diri saya sendiri, tetapi bagi seluruh orang Madura yang ingin mengerti keaslian budaya karapan sapi," ungkapnya.

Selain lukisan karapan sapi, ada pula lukisan lainnya yang menggambarkan tentang kebudayaan Madura. Lukisan itu berjudul "Sang Peniup Saronen". Lukisan ini didominasi warna mencolok khas Madura, yakni merah, putih, hitam, dan kuning.

Dalam lukisan ini, terlihat seorang lelaki memakai udeng, berkacamata hitam, berbaju liris merah putih sambil meniup saronen. Kesenian saronen ini menjadi kesenian pengiring dalam berbagai kegiatan di Madura, di antaranya karapan sapi dan kontes sapi sonok.

Berbagai lukisan lainnya juga dipajang di Gedung Perpustakaan Daerah Pamekasan. Selain pameran lukisan, Budi, yang juga guru Seni Budaya di SMAN 1 Pademawu ini, meluncurkan buku puisi perdananya berjudul Sebuah Ekspresi Rupa dan Kata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com