Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Pelayan Kafe Tewas Seusai Pesta Miras Oplosan

Kompas.com - 07/10/2013, 15:19 WIB
Kontributor Kolaka, Suparman Sultan

Penulis


KOLAKA, KOMPAS.com — YL (38), seorang pelayan kafe, ditemukan tewas di dalam sebuah kamar khusus pelayan di kafe Halilintar, Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Senin (7/10/2013) sekitar pukul 10.00. Wanita asal Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, ini meninggal diduga akibat menenggak minuman keras oplosan.

Aparat Polsek Pomalaa, yang datang ke tempat kejadian, menemukan sejumlah botol kosong minuman keras dan sebuah botol minuman bersoda. Botol-botol kosong ini diduga diminum oleh korban sesaat sebelum meninggal.

Dugaan aparat Polsek Pomalaa ini diperkuat dengan pengakuan Ahmad, sang pemilik kafe, bahwa sejak Sabtu lalu, YL kerap menenggak minuman keras yang dicampur dengan minuman bersoda. Kini, pihak kepolisian masih menyelidiki kasus ini dengan mengambil sampel botol-botol kosong tersebut.

Kepala Polsek Pomalaa Iptu Achmad Ardhy mengatakan, berdasarkan inforamsi dari beberapa teman korban, YL diketahui memiliki riwayat penyakit jantung. "Memang ada kejadian itu dan kita masih dalami dulu, apakah murni akibat minuman keras oplosan atau ada indikasi lain. Tapi fakta di lapangan memang kita temukan botol miras kosong dan riwayat penyakit jantung. Semua masih diproses," katanya, Senin (7/10/2013).

Iptu Ardhy menambahkan, selain YL, ada juga korban lain miras oplosan. Dia adalah AR. Namun, AR dapat tertolong setelah dilarikan ke rumah sakit terdekat. "Sebenarnya YL ini sudah mau dilarikan ke rumah sakit, tapi dia menolak. Terpaksa yang punya kafe melarikan terlebih dahulu Si AR ini. Setelah itu, YL dijemput. Namun naas, dia sudah tidak bernyawa lagi," tambahnya.

Sebelum meninggal, para kerabat korban melihat YL sedang menenggak minuman keras bersama empat rekannya, salah satunya AR. Padahal, saat itu kondisi YL sedang sakit. Pihak Kafe Halilintar pun mengaku sudah berupaya membawa YL ke rumah sakit guna diobati. Namun, yang bersangkutan menolaknya.

"Saat diketahui sakit, korban ini dipaksa untuk dibawa ke rumah sakit. Lagi-lagi dia menolak. TKP saat ini kita beri police line guna pengembangan selanjutnya," ucap Iptu Achmad Ardhy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com