"Tingginya aktivitas penebangan hutan yang terjadi di hulu sungai menyebabkan bekas tebangan dibuang begitu saja ke sungai sehingga membentuk bendungan kayu-kayu bekas tebangan ini. Jika terjadi hujan deras maka akan terjadi banjir. Ditakutkan bendungan kayu itu jebol akan hanyut dan menghantam pemukiman penduduk di hilir sungai," kata Berlian, Direktur Genesis, salah satu lembaga anggota Walhi Bengkulu, Senin (7/10/2013).
Ia melanjutkan investigasi ratusan sungai itu dilakukan dalam waktu yang panjang kegundulan hutan terjadi di kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS), Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) tersebar hampir di seluruh kabupaten/kota.
Pembalakan liar yang terjadi di Provinsi Bengkulu masih cukup tinggi. Walhi juga menyampaikan kayu yang dilindungi itu diambil dari taman nasional dan hutan lindung. Berlian mengatakan, contohnya Sungai Manjunto di Mukumuko. Sungai itu kerap digunakan pembalak liar untuk mengangkut kayu dari hulu sungai ke hilir, sebelum dijual ke beberapa pengusaha kayu.
"Dalam satu tahun setidaknya ratusan kubik kayu jenis meranti merah keluar dari kawasan tersebut. Akibatnya hutan gundul dan sisa tebangan itu dibuang begitu saja ke sungai ini mengancam kehidupan ribuan masyarakat yang bermukim di hilir sungai," kata Berlian.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.