Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oknum Caleg Diduga Eksploitasi Anak Korban Kekerasan

Kompas.com - 05/10/2013, 09:06 WIB
Kontributor Singkawang, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis


SINGKAWANG, KOMPAS.com — Kekerasan yang dialami bocah perempuan berusia 5 tahun yang dianiaya ayah kandungnya sendiri menuai simpati masyarakat, termasuk seorang calon legislatif (caleg) dari salah satu partai besar yang notabene akan bertarung dalam Pemilu 2014 mendatang.

Namun, kedatangan caleg tersebut saat menjenguk bocah malang itu rupanya dikeluhkan oleh perawat maupun relawan yang bertugas.

Sebelumnya, diberitakan, UN (31) tega menganiaya putri kandungnya sendiri. Tak hanya memukul dengan benda tumpul, UN pun tak segan menyundutkan api rokok ke tubuh darah dagingnya itu. Bahkan, alat vital bocah malang itu juga disundut dengan rokok.

Ketua Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Kota Singkawang, Mardiana Maya Satrini, menceritakan keluhan yang disampaikan relawan perawat yang bertugas kepada dirinya. Ceritanya bermula setelah tersiar kabar mengenai bocah malang tersebut, Senin (30/9/2013), lalu pada Selasa (1/10/2013) datang seorang caleg yang membawa beberapa orang wartawan.

Pada saat mereka datang, lanjut Maya, bocah tersebut masih dalam perawatan intensif akibat luka yang dideritanya. Kondisi bocah tersebut mengharuskan tempatnya dirawat ditutup dengan tirai, mengingat kondisi psikis dan trauma yang dialaminya. Namun, kedatangan caleg yang membawa wartawan tersebut memaksa perawat maupun relawan yang bertugas untuk membuka tirai tersebut. Berdalih alasan kemanusiaan, caleg tersebut pun memaksa supaya bocah tersebut bisa diekspos.

"Anggota (relawan) saya sudah melarang, tapi mereka itu bilang ini sisi kemanusiaan, enggak perlu ditutupi karena saat itu mereka datang sama caleg," kata Maya, Jumat (4/10/2013).

Mendapat laporan seperti itu, lanjut Maya, dirinya sontak menyuruh relawan dan perawat yang bertugas untuk mengusir mereka. "Anak ini korban kekerasan, bukan ajang anak ini untuk tebar pesona. Kalau masalah kemanusiaan, ya memang ini kemanusiaan, tapi bukan untuk dieksploitasi. Mau dia caleg atau wartawan, saya suruh usir karena anak itu bukan alat untuk eksploitasi, apalagi untuk menaikkan popularitas sebagai caleg," tukas Maya.

"Jadi harus bisa dibedakan. Jika anak memang menderita sakit dan perlu bantuan, kita bisa pasang fotonya, menarik simpati orang untuk mendapatkan bantuan. Tetapi, jika anak yang menderita sakit karena tindak kekerasan, tidak boleh dipasang fotonya secara vulgar, beda ceritanya. Itu sudah diatur dalam undang-undang," tegas Maya.

Aktivis antihuman trafficking ini pun mengaku tidak mengetahui wartawan tersebut dari media mana. Caleg tersebut, lanjut Maya, merupakan caleg provinsi yang berasal dari salah satu partai besar, dan juga anak salah seorang anggota DPRD Kota Singkawang.

"Kita tidak ada urusannya sama partai. Yang bikin saya geram, sudah seperti ini baru mau cari simpati, kemudian caranya salah. Bukan begitu caranya orang menarik simpati rakyat. Kalau dia memang mau jadi wakil rakyat, bekerjalah sejak awal. Jangan jadi caleg dadakan atau karbitan hanya untuk memenuhi kuota," sindir Maya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com