Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calo TKI Masih Berkeliaran di NTT

Kompas.com - 02/10/2013, 16:16 WIB
KUPANG, KOMPAS.com — Meskipun hukuman mati masih mengancam tenaga kerja Indonesia asal Belu, Nusa Tenggara Timur, Wilfrida Soik (22), di Malaysia, hingga Selasa (1/10/2013) masih saja ada warga yang nekat ingin menjadi TKI meskipun prosedur dan dokumen keberangkatan tidak benar.

Hal itu terbukti dari tertangkapnya empat calon TKI asal Belu yang gagal diberangkatkan ke Malaysia. Keempatnya ditangkap di Bandar Udara El Tari Kupang, Selasa, karena dokumen keimigrasiannya tidak lengkap.

Sekretaris Asosiasi Pengerah Jasa Tenaga Kerja Indonesia Wilayah NTT Yehezkiel Nubatonis, di Kupang, mengatakan, penangkapan empat calon TKI ilegal itu menunjukkan para calo masih berkeliaran dan mengincar warga di desa-desa terpencil di NTT.

”Biasanya, para calo tenaga kerja itu melibatkan mantan TKI yang ada di desa-desa untuk memerdayai orangtuanya dan calon tenaga kerja itu sendiri,” kata Yehezkiel.

Kini, keempat calon TKI itu diamankan di Polres Kota Kupang. ”Mereka ingin ke Johor, Malaysia, dan bekerja di perkebunan kelapa sawit,” ujarnya.

Yehezkiel menyatakan, calo yang merekrut mereka harus diproses hukum di pengadilan. ”Mereka tidak boleh hanya diberi peringatan, tetapi harus diproses hukum sampai tuntas. Sebab, mereka telah melakukan kejahatan kemanusiaan dengan mengeruk keuntungan yang besar, tetapi mengorbankan hak-hak para pencari kerja,” katanya.

Izin perusahaan pengerah jasa tenaga kerja yang tidak memiliki kantor di Kupang, lanjut Yehezkiel, seharusnya segara dicabut. ”Mereka ini jadi penyebab utama karena perekrutannya tanpa didasari dengan pelatihan keterampilan. Para calon tenaga kerja itu langsung dikirim ke kantor pusat perusahaan tersebut di Jakarta,” katanya.

Saat ini, jumlah pencari kerja ilegal ke Malaysia di NTT setiap tahun diprediksi sekitar 15.000 orang. TKI yang dikirim secara legal oleh perusahaan jasa tenaga kerja di NTT tercatat 10.000 orang per tahun.

Sementara itu, anggota DPRD NTT, John Umbu Detta, mengatakan, kemiskinan telah mendorong warga berbondong-bondong bekerja di luar negeri, terutama Malaysia. Apalagi, kesempatan bekerja di daerah sangat terbatas. ”Meski demikian, tidak berarti warga NTT diperdagangkan oleh para calo,” ujarnya. (kor)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com