Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawa Bambu Runcing, 2 Kelompok Warga Bangka Nyaris Bentrok

Kompas.com - 30/09/2013, 21:00 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis


MINAHASA UTARA, KOMPAS.com - Warga Desa Kahuku di Pulau Bangka, Kabupaten Minahasa (Minut), Sulut nyaris membakar peralatan bor tambang milik PT Mikgro Metal Perdana (PT MMP), Senin (30/9/2013) sore tadi.

Kejadian itu berawal karena investor tambang asal Cina tersebut ngotot menurunkan alat bor tersebut, padahal ditolak sebagian besar warga di Desa Kahuku. Penolakan warga tersebut disebabkan mereka tidak ingin pulau yang mereka diami sejak turun temurun itu rusak karena kehadiran tambang biji besi yang akan mengeksploitasi isi perut pulau Bangka.

"Leluhur kami sudah ada di pulau ini sejak awal, dan kami harus mempertahankan itu. Kini mereka seenaknya datang merebut pulau yang kami diami," teriak Berthi Maeskatulung (29), warga Kahuku yang terlihat memimpin protes warga.

Menurut Berthi, mereka akan tetap mempertahankan pulau mereka sampai titik darah terakhir. Warga yang menolak kehadiran eksplorasi tambang berjanji akan membakar peralatan tersebut jika dipaksakan turun.

Dari pantauan Kompas.com di lapangan, terlihat dua kubu warga saling berhadap-hadapan. Kedua kubu itu datang dari warga yang menolak dan warga yang setuju dengan kehadiran PT MMP. Kedua kubu terlihat memperlengkapi diri dengan berbagai senjata tajam seperti parang, golok, pisau dan juga bambu runcing serta katapel. Suasana panas tersebut membuat pihak polisi terlihat kesulitan mengatasi situasi.

"Kami datang di sini karena menjalankan perintah untuk memberi pengamanan. Kami juga serba salah," ujar Kapolsek Likupang, AKP Jeferson Batewa.

Menurut Batewa, walau izin penambangan di Pulau Bangka sudah turun, tetapi masih ada warga yang menolak. "Dan mereka ini nekat," ujar Batewa.

Kurangnya aparat polisi yang diterjunkan ke lokasi membuat warga nyaris baku hantam. Di saat sedang terjadi negoisasi antara aparat dengan warga, tiba-tiba beberapa warga dari kedua kubu baku hantam. Beruntung saja kondisi itu cepat direlai sehingga tidak menimbulkan korban jiwa lebih lanjut.

Peristiwa tadi sore tersebut juga diwarnai dengan pelemparan batu ke wartawan yang meliput. Kubu warga yang setuju dengan kehadiran tambang mengusir wartawan yang meliput kejadian tersebut. "Keluar dari sini, kalau tidak kami tidak akan menjamin nyawa kalian," ujar salah satu warga.

Ironisnya aparat polisi yang berjaga di lokasi terlihat tidak mengambil tindakan berarti atas ancaman tersebut. Beberapa warga yang menolak, menganggap aparat polisi memihak kepada investor.

Pulau Bangka menjadi perhatian beberapa bulan terakhir sejak Gubernur Sulut SH Sarundajang dan Bupati Minut Sompie Singal mengizinkan investor asal China tersebut melakukan penambangan beji besi di pulau yang hanya seluas 4.700 Hektar tersebut.

Tidak kurang dari vokalis Group Band Slank, Kaka membuat single khusus menolak kehadiran tambang tersebut. Penolakan itu juga diutarakannya lewat petisi online. Hingga saat ini sudah ribuan orang menandatangani petisi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com