Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Kinerja Polisi, Warga Wamena Mogok Bekerja

Kompas.com - 26/09/2013, 22:44 WIB
Kontributor Kompas TV, Alfian Kartono

Penulis


TIMIKA, KOMPAS.com – Ratusan warga bersama sejumlah tokoh masyarakat dari berbagai paguyuban kemasyarakatan menggelar unjuk rasa ke Markas Kepolisian Resor Jayawijaya, Kamis (26/9/2013). Mereka mendesak aparat kepolisian secepatnya mengungkap kasus pembunuhan dan serius membasmi peredaran minuman beralkohol (miras) yang marak diperjualbelikan di Kota Wamena.

Merespons tuntutan pengunjuk rasa, digelar pertemuan di Mapolres Jayawijaya yang dihadiri Bupati Jayawijaya Jhon Wempi Wetipo, Kapolres Jayawijaya AKBP Johnny Eddizon Isir bersama Dandim 1702 Jayawijaya Letkol Inf Yusuf Sampetoding.

Dihubungi terpisah melalui telepon selulernya, Dandim 1702 Jayawijaya, Letkol Inf Yusuf Sampetoding mengungkapkan, pertemuan membahas desakan dari para tokoh masyarakat dari sejumlah paguyuban untuk mengungkap kasus pembunuhan yang terjadi beberapa pekan terakhir.

“Apa yang dibicarakan tadi membahas harapan agar kepolisian lebih responsif terhadap situasi yang terjadi. Untuk pengungkapan kasus pembunuhan, harus dipahami prosesnya butuh waktu,” ungkap Yusuf Sampetoding.

Aksi unjuk rasa yang digelar sejumlah paguyuban kemasyarakatan di Kota Wamena, sempat dikabarkan disertai aksi mogok bekerja yang mengakibatkan aktivitas perdagangan lumpuh. Namun isu tersebut dibantah Yusuf Sampetoding bahwa aktivitas warga di Kota Wamena tetap normal, walaupun ada beberapa kios dan toko yang tutup karena pemiliknya ikut melakukan unjuk rasa.

“Semua masih normal, kami masih bisa berbelanja. Memang ada beberapa toko dan kios yang tutup karena pemiliknya ikut unjuk rasa. Sementara kios dan toko yang punya pegawai masih buka seperti biasa. Bahkan setelah pertemuan sore tadi sudah kembali normal,” jelas Yusuf.

Yusuf Sampetoding membenarkan adanya selebaran yang berisi imbauan untuk melakukan mogok bekerja selama sepekan, tetapi selebaran yang tidak jelas penanggungjawabnya itu langsung dilokalisasi aparat.

Joko, salah seorang warga Kota Wamena yang dihubungi Kompas.com membenarkan situasi di Kota Wamena sempat lengang sepanjang hari ini, namun sore tadi sudah kembali normal. Menurut Joko, sejumlah warga memang menghentikan kegiatan sebagai protes serangkaian kasus pembunuhan yang menimpa tukang ojek dan pegawai toko beberapa pekan terakhir.

“Itu karena kekhawatiran warga, kasus pembunuhan terus terjadi dalam beberapa minggu terakhir dan belum ada yang diungkap aparat kepolisian,” jelas Joko yang dihubungi melalui telepon selulernya tadi malam.

Informasi yang dihimpun Kompas.com sedikitnya telah terjadi 4 kali kasus pembunuhan di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya dalam beberapa pekan terakhir. Kasus pembunuhan terakhir menimpa seorang penjaga toko yang ditemukan tewas setelah dikeroyok sejumlah pemuda mabuk, di Pusat Pertokoan Jalan Irian, Kota Wamena, Rabu (25/9/2013) kemarin.

Hingga berita ini diturunkan belum ada konfirmasi dari Kepolisian Resor Jayawijaya dan Polda Papua, terkait protes warga Kota Wamena, menuntut pengungkapan serangkaian kasus pembunuhan yang menimpa tukang ojek dan pegawai toko dalam beberapa pekan terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com