Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Anggota DPRD Masuk Daftar Penerima Bansos

Kompas.com - 20/09/2013, 14:08 WIB
Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol

Penulis

PROBOLINGGO, KOMPAS.com — Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Probolinggo, Jawa Timur, Abdul Aziz, meragukan data penerima Bantuan Sosial (bansos) 2013 yang dimiliki Pemkot Probolinggo. Pasalnya, selain datanya tidak valid karena ada penerima ganda, sejumlah anggota DPRD juga tercatat sebagai penerima bantuan.

"Masak tiga anggota DPRD tercantum sebagai penerima bansos, padahal mereka tak pernah mengajukan proposal dan menerima bansos. Ini kan lucu. Mereka adalah Saifuddin (Ketua Komisi B), Yusuf Susanto dari PPP, dan Harjiwanto dari PAN. Itu harus direvisi. Jika tidak, kami akan menolak pengesahan perubahan APBD 2013," katanya, Jumat (20/9/2013).

Dia menambahkan, amburadulnya pendataan penerima bansos disebabkan anggaran perencanaan di satuan kerja terkait tidak digunakan untuk perencanaan pendataan, dan orang miskin dijadikan sebagai komoditas untuk pencitraan.

"Jadi tak heran, penerima bansos yang harusnya warga miskin, juga diterima oleh warga yang berkecukupan dengan status pak haji. Ini banyak saya temukan di Kecamatan Kademangan dan Wonoasih," jelasnya.

Bansos yang dikucurkan Pemkot mulai dari perkakas dapur, beras, kambing ternak, ban becak, hingga gerobak pedagang kaki lima. Walaupun Pemkot berjanji akan merevisi data penerima Bansos dalam waktu singkat, Aziz mengatakan pihaknya tidak akan memiliki cukup waktu untuk mengecek data yang sudah direvisi.

Sebelumnya diketahui, gara-gara sebagian data penerima bantuan sosial amburadul, rapat Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Probolinggo memanas. Banggar mempermasalahkan nama-nama penerima bansos yang tidak valid, di antaranya terdapat nama orang yang sudah meninggal dunia dan anggota DPRD.

Syaifuddin, anggota Banggar dari Fraksi PKB menemukan, 10 nama penerima bansos sudah meninggal dunia. “Ke-10 nama penerima bansos itu sudah lama meninggal, sekitar 10 tahun lalu, tetapi kok masa tercatat sebagai penerima bansos,” tanyanya.

Syaifuddin yang juga Ketua Komisi B DPRD itu menambahkan, nama-nama penerima bansos yang sudah meninggal dunia itu ditemukan di RT 5, 6, dan 7 RW 1, Kelurahan Mayangan, Kecamatan Mayangan.

“Saya tahu mereka sudah meninggal dunia karena mereka tetangga saya. Di antaranya, Mulyo, Jayatri, Rupiadi, Djamuni, Kasimin, dan sejumlah nama lain,” katanya.

Yang membuat Syaifudin mengaku geli adalah dia dan ayahnya termasuk dalam data penerima bansos tersebut. “Mosok nama saya, juga nama ayah saya masuk data penerima bansos, padahal tidak pernah mengajukan proposal bantuan,” imbuhnya.

Seperti diketahui, menjelang akhir tahun anggaran 2013 ini, lima kecamatan di Kota Probolinggo mengajukan tambahan anggaran bansos melalui Perubahan Anggaran Keuangan (PAK). Nilainya relatif besar, yakni 70 persen dari anggaran bansos pada APBD 2013.

Di awal tahun 2013 lalu, setiap kecamatan mengajukan anggaran bansos Rp 1 miliar. Melalui PAK APBD 2013 ini, setiap kecamatan mengajukan tambahan anggaran bansos sebesar 70 persen anggaran bansos sebelumnya atau setara Rp 700 juta. Alasan pihak kecamatan, masih banyak proposal pengajuan bantuan dari masyarakat yang tidak terlayani.

Di sisi lain, Banggar DPRD menilai besaran Rp 700 juta untuk bansos susulan itu janggal karena tahun anggaran tinggal tiga bulan. Kejanggalan itu, kata Syaifuddin, semakin terlihat setelah data penerima bansos itu dicek ulang.

“Ternyata nama-nama penerima bansos pada APBD 2013 dan penerima bansos melalui PAK 2013 sama persis,” ujarnya.

Jika hal ini dibiarkan maka orang yang sama menerima dua kali bansos di tahun yang sama. “Padahal alasan pengajuan anggaran bansos tambahan itu karena masih banyak warga yang tidak mendapatkan bantuan,” jelasnya.

Menyikapi dugaan data penerima bansos tidak valid, anggota Banggar Farina Churun Inin mengatakan, sepakat tidak akan menaikkan plafon anggaran bansos. ”Daripada rawan diselewengkan, ya lebih baik plafon anggaran bansos tidak usah dinaikkan,” ujarnya.

Sekda Johny Haryanto memastikan segera merevisi data penerima bansos agar menjadi valid. Pihaknya sudah memerintahkan pihak kecamatan untuk merevisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com