Tidak banyak tahu bahwa film serial ACI dahulu merupakan tonggak dari sinetron remaja saat ini. Namun, untuk film ACI versi layar lebar kali ini, dibuat lebih inovatif dan kreatif disesuaikan dengan era sekarang. Isi cerita juga berbeda dengan film serial ACI dahulu.
“Film ini sangat berkarakter dan mengendung nilai edukatif, berbeda dengan sinetron remaja saat ini. Jadi perlu diangkat kembali,” ujar Dirmawan Hatta.
Dirmawan menjelaskan, dalam film ini diceritakan konflik seorang ibu (Cici) dan ana remajanya (Cahaya). Cici yang merupakan wanita karir tiba-tiba saja harus ditugaskan ke luar negeri untuk sebuah misi perdamaian PBB.
Sebagai single parent, Cici merasa bingung karena harus meninggalkan anak semata wayangnya, Cahaya. Sedangkan tugas harus tetap dijalani. Itu sebabnya ia menitipkan Cahaya ke rumah nenek yang ada di jauh pedesaan. Di sinilah, konflik antara seorang ibu dan anak muncul, yang akhirnya mampu diselesaikan dengan baik.
Film ini ingin menyampaikan pesan moral bagaimana sikap seorang ibu terhadap anak dan sebaliknya seorang anak terhadap orangtuanya. "Di desa banyak sekali pelajaran yang bisa diambil, terutama soal pendidikan karakter. Cahaya banyak menemukan teman-teman baru di desa," terang Dirmawan yang pernah menyutradarai Optatissimus (2013) dan Toilet Blues (2013).
Total aktor dan aktris yang terlibat dalam film ACI sebanyak 14 orang. Selain dari Jakarta, ada juga pemain lokal yang mendukung film ini. Antara lain Muhammad Syihab dan El Fibran Rosadi. Sedangkan tokoh Cahaya diperankan Zulfa.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.