Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Magelang Cocok Jadi Lokasi Syuting Film "ACI"

Kompas.com - 19/09/2013, 17:17 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com - Film serial ACI atau Aku Cinta Indonesia yang pernah tayang di TVRI era 1980-an akan diangkat kembali dalam film layar lebar. Film yang diproduksi oleh Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan (Pustekkom) ini dahulu banyak digemari karena bertemakan pengembangan budi pekerti, khususnya bagi remaja. Seperti persahabatan, tanggung jawab, disiplin, toleransi, kerja keras dan sikap sportif.

Magelang menjadi salah satu lokasi syuting yang dipakai dalam film yang dengan produser Muhammad Atning dan Rusdy Sulaiman ini. Antara lain, di kawasan alun-alun, Plengkung dan Pasar Kebonpolo, Kota Magelang. Juga di wilayah pedesaan antara gunung Merapi - Merbabu di Kopeng, Kabupaten Semarang dan Selo, Kabupaten Boyolali.

"Di Magelang masih banyak tempat yang bersejarah dan memiliki nilai arsitektur yang tinggi, sehingga diharapkan bisa menambah daya tarik tersendiri untuk film ACI,” ungkap sang sutradara, Dirmawan Hatta, di sela syuting di Alun-alun Kota Magelang, belum lama ini.

Menurut Dirmawan, terpilihnya Alun-alun Kota Magelang sebagai lokasi syuting, karena kawasan ini merupakan ruang publik yang bersih dan tertata. Selain itu, di tempat ini berdiri Water Toren raksasa yang menjadi landmark Kota Magelang.

"Ini pemandangan sangat langka. Water Toren zaman Belanda masih berdiri kokoh sampai saat ini,” ungkap pria asli Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang ini.

Pengambilan gambar film ACI juga dilakukan di Plengkung di Jalan A Yani Kota Magelang. Bangunan Plengkung dinilai memiliki nilai arsitektur unik dan jarang ditemui di kota-kota lain.

Dirmawan menjelaskan, lokasi-lokasi tersebut sangat cocok sesuai dengan tema dari film ACI itu sendiri. Sebab, film yang rencananya akan tayang pada Januari 2014 itu mengandung nilai dan pesan moral yang bagus untuk generasi muda sekarang.

Misalnya, pengambilan gambar di pedesaan di lereng gunung Merapi dan Merbabu, untuk menunjukkan luhurnya budaya serta sosial kemasyarakatan pedesaan yang jauh berbeda dengan di kota besar.

“Kami juga ingin menunjukkan kepada penonton bahwa tentang pemandangan yang sering dilukis oleh anak-anak, ada dua gunung dengan jalan yang berliku-liku, di pinggir terhampar sawah dan kebun. Nah, itu kita dapat di lereng gunung Merapi dan Merbabu," katanya antusias.

Penuh pesan moral

Tidak banyak tahu bahwa film serial ACI dahulu merupakan tonggak dari sinetron remaja saat ini. Namun, untuk film ACI versi layar lebar kali ini, dibuat lebih inovatif dan kreatif disesuaikan dengan era sekarang. Isi cerita juga berbeda dengan film serial ACI dahulu.

“Film ini sangat berkarakter dan mengendung nilai edukatif, berbeda dengan sinetron remaja saat ini. Jadi perlu diangkat kembali,” ujar Dirmawan Hatta.

Dirmawan menjelaskan, dalam film ini diceritakan konflik seorang ibu (Cici) dan ana remajanya (Cahaya). Cici yang merupakan wanita karir tiba-tiba saja harus ditugaskan ke luar negeri untuk sebuah misi perdamaian PBB.

Sebagai single parent, Cici merasa bingung karena harus meninggalkan anak semata wayangnya, Cahaya. Sedangkan tugas harus tetap dijalani. Itu sebabnya ia menitipkan Cahaya ke rumah nenek yang ada di jauh pedesaan. Di sinilah, konflik antara seorang ibu dan anak muncul, yang akhirnya mampu diselesaikan dengan baik.

Film ini ingin menyampaikan pesan moral bagaimana sikap seorang ibu terhadap anak dan sebaliknya seorang anak terhadap orangtuanya. "Di desa banyak sekali pelajaran yang bisa diambil, terutama soal pendidikan karakter. Cahaya banyak menemukan teman-teman baru di desa," terang Dirmawan yang pernah menyutradarai Optatissimus (2013) dan Toilet Blues (2013).

Total aktor dan aktris yang terlibat dalam film ACI sebanyak 14 orang. Selain dari Jakarta, ada juga pemain lokal yang mendukung film ini. Antara lain Muhammad Syihab dan El Fibran Rosadi. Sedangkan tokoh Cahaya diperankan Zulfa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com