Di dalam kompleks makam itu terkubur ratusan korban kekejaman Westerling pada tahun 1974 silam. Sayang, kondisi makam itu sangat memprihatinkan.
"Selama ini, belum pernah ada bantuan dari Pemerintah Kabupaten Pinrang walau hanya sekadar anggaran cat untuk pagar makam," kata Letnan Muhammad Akil, putra salah satu korban kekejaman Westerling Ambo Siraja, Komandan Batalion II, tahun 1947, Selasa (18/9/2013) kemarin.
Bayangkan, pagar kompleks makam itu sudah 9 tahun tidak dicat. Sementara, sejumlah tembok pembatas makam pun rusak. Belum lagi besi pembatas antara 208 makam yang dikubur secara massal tersebut pun hilang dicuri orang.
Demi sekadar membersihkan area sekitar makam pun, Akil, yang juga Ketua LVRI Kabupaten Pinrang, ini mengaku harus mengumpulkan uang dari sejumlah anak korban Westerling lainnya.
"Saya anggap pemerintahan bupati sekarang tidak menghargai jasa pahlawan, yang berjuang mengorbankan nyawanya untuk bangsa ini," cetus Akil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.