Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Cawagub Kalimantan Timur dan PDI-P Bergulir ke PTUN

Kompas.com - 16/09/2013, 05:05 WIB
Kontributor Samarinda, Yovanda Noni

Penulis

SAMARINDA, KOMPAS.com — Polemik di Pemilu Gubernur Kalimantan Timur terkait pencalonan Aji Sofyan Alex bergulir ke Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda. Senin (16/9/2013), pengadilan ini akan menggelar sidang awal pemeriksaan perkara atas gugatan yang diajukan DPD PDI Perjuangan Kalimantan Timur.

"Dari awal kan kami sudah bilang, ada yang salah dengan pilgub kali ini. Maka dari itu, hasilnya pun pasti salah. Kami sudah dari dulu, sejak sebelum pilgub digelar, sudah memastikan akan menggugat KPU," ucap Plh Ketua DPD PDI Perjuangan Kalimantan Timur Dody Rondonuwu, Minggu (15/9/2013).

DPD PDI Perjuangan menyatakan keberatan dengan keputusan KPU Kalimantan Timur yang tetap meloloskan Aji Sofyan Alex menjadi calon wakil gubernur mendampingi Farid Wadjdy. Sementara itu, pengurus daerah partai ini telah mengajukan penggantian calon pada masa tahapan pendaftaran. Calon baru yang direkomendasikan DPD PDI Perjuangan Kalimantan Timur adalah Siswadi.

Sidang PTUN, Senin, akan memeriksa kelengkapan nomor perkara 33/G/2013. Plh Ketua DPD PDI Perjuangan Kalimantan Timur Dody Rondonuwu memastikan partainya akan terus memperjuangkan kebenaran berpolitik di provinsi itu.

Persoalan ini dibawa sampai ke ranah hukum, ujar Dody, bukan semata urusan pribadi dia dengan Aji Sofyan Alex. Menurut dia, persoalan yang lebih mendasar adalah tak lolosnya Siswadi yang diputuskan DPP PDI Perjuangan sebagai calon wakil gubernur dari partainya.

Dody menegaskan bahwa sejak awal sudah berkali-kali disampaikan kepada KPU Kalimantan Timur bahwa PDI Perjuangan (PDI-P) tidak mengusung Aji Sofyan sebagai calon wakil gubernur. "Kami diamanahkan untuk merekomendasikan Siswadi sebagai cawagub Kaltim, ya harus diamankan. PDI-P sangat konsisten menggugat persoalan ini. Kalaupun tidak dibenarkan di PTUN, kami akan melanjutkan hingga gugatan ke MK," terangnya.

Persoalan ini bermula dari keputusan KPU Kalimantan Timur yang meloloskan Aji Sofyan Alex sebagai cawagub dari PDI-P. Sementara itu, partai itu bersikeras menyatakan telah mencabut dukungan untuk Aji pada masa pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur. PDI-P telah mengganti pencalonan Aji dengan Siswadi. Namun, KPU menyatakan bahwa penggantian tak bisa diterima.

Menurut Dody, sejak saat itu terlihat perbedaan penyikapan KPU Kalimantan Timur atas masalah ini. Ketua KPU Kalimantan Timur Andi Sunandar, sebut Dody, mengatakan bahwa penggantian calon bisa dilakukan atau diubah sepanjang hal itu dilakukan pada tahap verifikasi bakal calon. "(Namun) kenapa waktu itu anggota KPU, Jofri, bilang pergantian tidak bisa dilakukan? Karena KPU tetap memaksakan kehendaknya meloloskan Sofyan Alex, maka kami menggugat ke mana-mana seperti DKPP dan Bawaslu," ungkapnya.

Uniknya, saat Dody melangsungkan pertemuan dengan KPU, Andi Sunandar mencontohkan salah satu kasus pemilihan kepala daerah di daerah lain. Pemilu itu terpaksa dibatalkan karena parpol yang tak merekomendasikan calon tertentu, kemudian menang di pilkada dan hasilnya harus dianulir lantaran calon yang direkomendasikan partainya mengajukan gugatan. Akhirnya pilkada tersebut diulang kembali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com